FENOMENA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI KAWASAN STASIUN KERETA API KUTOARJO, KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA
Abstract
Pekerja seks komersial (PSK) merupakan sebuah fenomena yang menyimpang dari nilai
dan norma masyarakat Indonesia. Penelitian tentang fenomena pelacuran tersebut dilakukan
di kawasan Stasiun KA Kutoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bentuk
prostitusi di kawasan Stasiun KA Kutoarjo; (2) Mendeskripsikan faktor-faktor pendorong
seseorang bekerja menjadi PSK di kawasan Stasiun KA Kutoarjo. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Informan pada
penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan menggunakan teknik
snowball untuk memilih informan berdasarkan rekomendasi dari informan sebelumnya.
Informan PSK dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu seseorang yang bekerja menjadi
PSK di kawasan Stasiun Kutoarjo lebih dari 1 tahun dan bertempat tinggal di Kutoarjo.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun
validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Proses analisis data penelitian ini
menggunakan analisis model interaktif Miles dan Hubberman, mulai dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data hingga proses penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa bentuk pelacuran di kawasan Stasiun Kutoarjo adalah lokalisasi liar
yang tidak terdaftar berupa kompleks warung-warung makan yang memiliki fungsi ganda
sebagai lokasi pelacuran yang dikelola oleh germo. Lokalisasi tersebut ilegal karena para
pelacur tidak mendaftarkan diri ke pihak berwajib dan bangunan tersebut berdiri di tanah
PJKA. Para pelacur disana juga memanfaatkan teknologi untuk menjadi gadis panggilan
sehingga mempermudah mereka mendapatkan pelanggan. Peran yang terdapat di lokalisasi
tersebut mencakup pekerja seks, germo dan juga calo. Terdapat beberapa faktor pendorong
seseorang bekerja menjadi PSK yang terbagi menjadi dua jenis yaitu: (1) Faktor internal yang
mencakup faktor sakit hati, faktor perceraian dini, faktor rendahnya tingkat pendidikan dan
keterampilan yang dimiliki, faktor gaya hidup (2) Faktor eksternal yang mencakup faktor
ekonomi, ajakan teman, dan juga pengaruh lingkungan.
dan norma masyarakat Indonesia. Penelitian tentang fenomena pelacuran tersebut dilakukan
di kawasan Stasiun KA Kutoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bentuk
prostitusi di kawasan Stasiun KA Kutoarjo; (2) Mendeskripsikan faktor-faktor pendorong
seseorang bekerja menjadi PSK di kawasan Stasiun KA Kutoarjo. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Informan pada
penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan menggunakan teknik
snowball untuk memilih informan berdasarkan rekomendasi dari informan sebelumnya.
Informan PSK dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu seseorang yang bekerja menjadi
PSK di kawasan Stasiun Kutoarjo lebih dari 1 tahun dan bertempat tinggal di Kutoarjo.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun
validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Proses analisis data penelitian ini
menggunakan analisis model interaktif Miles dan Hubberman, mulai dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data hingga proses penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa bentuk pelacuran di kawasan Stasiun Kutoarjo adalah lokalisasi liar
yang tidak terdaftar berupa kompleks warung-warung makan yang memiliki fungsi ganda
sebagai lokasi pelacuran yang dikelola oleh germo. Lokalisasi tersebut ilegal karena para
pelacur tidak mendaftarkan diri ke pihak berwajib dan bangunan tersebut berdiri di tanah
PJKA. Para pelacur disana juga memanfaatkan teknologi untuk menjadi gadis panggilan
sehingga mempermudah mereka mendapatkan pelanggan. Peran yang terdapat di lokalisasi
tersebut mencakup pekerja seks, germo dan juga calo. Terdapat beberapa faktor pendorong
seseorang bekerja menjadi PSK yang terbagi menjadi dua jenis yaitu: (1) Faktor internal yang
mencakup faktor sakit hati, faktor perceraian dini, faktor rendahnya tingkat pendidikan dan
keterampilan yang dimiliki, faktor gaya hidup (2) Faktor eksternal yang mencakup faktor
ekonomi, ajakan teman, dan juga pengaruh lingkungan.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v6i2.9091
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417