PRASANGKA SOSIAL TERHADAP SALAFI DI YOGYAKARTA

Melvia Damayanti,

Abstract


Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  Prasangka sosial
masyarakat terhadap  Salafi  di  Yogyakarta.  Lingkup  penelitian  ini  yaitu
prasangka  masyarakat terhadap  anggota  salafi  di  Yogyakarta.  Faktor
penyebab  dan  dampak  adanya  prasangka  sosial terhadap Salafi turut  serta
menjadi  cakupan  penelitian.  Dampak  yang  ditimbulkan akibat  adanya
prasangka sosial yaitu meliputi dampak positif dan negatif.
Kajian tentang prasangka sosial terhadap Salafi di Yogyakarta ini
menggunakan  metode  kualitatif  deskriptif.  Informan  penelitian  dipilih
menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria yaitu
bukan anggota salafi, tidak pernah menjadi anggota salafi, tinggal di sekitar
markas  salafi,  tetangga  rumah  maupun  desa salafi di  Yogyakarta.  Teknik
pengumpulan  data  dilakukan  dengan  observasi  dan  wawancara.  Proses
analisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan
Hubberman.  Mulai  dari  pengumpulan  data,  reduksi  data,  penyajian  data,
hingga proses penarikan kesimpulan.
Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa prasangka  masyarakat
terhadap  salafi  tidak  berdasarkan  landasan  fakta.  Kategorisasi  sosial,
kompetisi,  dan  faktor  lingkungan adalah penyebab  timbulnya  prasangka.
Prasangka tumbuh dan berkembang dikarenakan informasi yang diterima dari
keluarga,  teman,  media  massa,  dan  tokoh  agama  masih  simpang  siur.
Prasangka yang  terjadi mengarah  pada  diskriminasi  yang  menimbulkan
konflik  antara  warga  dan  anggota Salafi.  Warga  tidak  ingin  Salafi  yang
sebagian  besar  pendatang  menguasai  dan  mendominasi  wilayahnya. Warga
yang  berprasangka  banyak  yang  menghindar  dari Salafi sebagai  loyalitas
terhadap  kelompoknya.  Seiring  berjalannya  waktu  warga  mulai  mengenal
Salafi  dan  prasangka  yang  terjadi  lambat  laun  melebur.  Warga  mulai
menerima kehadiran mereka bahkan melibatkannya dalam beberapa kegiatan
masyarakat  setempat. Kurangnya  informasi  yang  diperoleh  masyarakat
menimbulkan  prasangka.  Desas  -  desus  dan  kecurigaan mengakibatkan
pelabelan  terhadap  kelompok  yang  sering  melakukan  konflik  belum
sepenuhnya  hilang. Prasangka  sosial  terhadap salafi tidak  sesuai  landasan
yang  jelas dan  tidak  terbukti  kebenarannya. Hal  ini  diketahui sendiri  oleh
setelah  warga  melakukan  interaksi  langsung dan  mengenal dengan  anggota
salafi.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v5i3.3947

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


eISSN: 2827-9417