PRASANGKA SOSIAL TERHADAP SALAFI DI YOGYAKARTA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prasangka sosial
masyarakat terhadap Salafi di Yogyakarta. Lingkup penelitian ini yaitu
prasangka masyarakat terhadap anggota salafi di Yogyakarta. Faktor
penyebab dan dampak adanya prasangka sosial terhadap Salafi turut serta
menjadi cakupan penelitian. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya
prasangka sosial yaitu meliputi dampak positif dan negatif.
Kajian tentang prasangka sosial terhadap Salafi di Yogyakarta ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan penelitian dipilih
menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria yaitu
bukan anggota salafi, tidak pernah menjadi anggota salafi, tinggal di sekitar
markas salafi, tetangga rumah maupun desa salafi di Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Proses
analisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan
Hubberman. Mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
hingga proses penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prasangka masyarakat
terhadap salafi tidak berdasarkan landasan fakta. Kategorisasi sosial,
kompetisi, dan faktor lingkungan adalah penyebab timbulnya prasangka.
Prasangka tumbuh dan berkembang dikarenakan informasi yang diterima dari
keluarga, teman, media massa, dan tokoh agama masih simpang siur.
Prasangka yang terjadi mengarah pada diskriminasi yang menimbulkan
konflik antara warga dan anggota Salafi. Warga tidak ingin Salafi yang
sebagian besar pendatang menguasai dan mendominasi wilayahnya. Warga
yang berprasangka banyak yang menghindar dari Salafi sebagai loyalitas
terhadap kelompoknya. Seiring berjalannya waktu warga mulai mengenal
Salafi dan prasangka yang terjadi lambat laun melebur. Warga mulai
menerima kehadiran mereka bahkan melibatkannya dalam beberapa kegiatan
masyarakat setempat. Kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat
menimbulkan prasangka. Desas - desus dan kecurigaan mengakibatkan
pelabelan terhadap kelompok yang sering melakukan konflik belum
sepenuhnya hilang. Prasangka sosial terhadap salafi tidak sesuai landasan
yang jelas dan tidak terbukti kebenarannya. Hal ini diketahui sendiri oleh
setelah warga melakukan interaksi langsung dan mengenal dengan anggota
salafi.
masyarakat terhadap Salafi di Yogyakarta. Lingkup penelitian ini yaitu
prasangka masyarakat terhadap anggota salafi di Yogyakarta. Faktor
penyebab dan dampak adanya prasangka sosial terhadap Salafi turut serta
menjadi cakupan penelitian. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya
prasangka sosial yaitu meliputi dampak positif dan negatif.
Kajian tentang prasangka sosial terhadap Salafi di Yogyakarta ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan penelitian dipilih
menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria yaitu
bukan anggota salafi, tidak pernah menjadi anggota salafi, tinggal di sekitar
markas salafi, tetangga rumah maupun desa salafi di Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Proses
analisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan
Hubberman. Mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
hingga proses penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prasangka masyarakat
terhadap salafi tidak berdasarkan landasan fakta. Kategorisasi sosial,
kompetisi, dan faktor lingkungan adalah penyebab timbulnya prasangka.
Prasangka tumbuh dan berkembang dikarenakan informasi yang diterima dari
keluarga, teman, media massa, dan tokoh agama masih simpang siur.
Prasangka yang terjadi mengarah pada diskriminasi yang menimbulkan
konflik antara warga dan anggota Salafi. Warga tidak ingin Salafi yang
sebagian besar pendatang menguasai dan mendominasi wilayahnya. Warga
yang berprasangka banyak yang menghindar dari Salafi sebagai loyalitas
terhadap kelompoknya. Seiring berjalannya waktu warga mulai mengenal
Salafi dan prasangka yang terjadi lambat laun melebur. Warga mulai
menerima kehadiran mereka bahkan melibatkannya dalam beberapa kegiatan
masyarakat setempat. Kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat
menimbulkan prasangka. Desas - desus dan kecurigaan mengakibatkan
pelabelan terhadap kelompok yang sering melakukan konflik belum
sepenuhnya hilang. Prasangka sosial terhadap salafi tidak sesuai landasan
yang jelas dan tidak terbukti kebenarannya. Hal ini diketahui sendiri oleh
setelah warga melakukan interaksi langsung dan mengenal dengan anggota
salafi.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v5i3.3947
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417