KONFLIK MENANTU PEREMPUAN DENGAN IBU MERTUA YANG TINGGAL DALAM SATU RUMAH (Studi pada Keluarga di Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang)
Nur Hidayah, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
Hubungan menantu perempuan dan ibu mertua yang cenderung berkonflik akan
diperparah apabila keduanya tinggal bersama, karena intensitas bersinggungan yang
tinggi mengakibatkan peluang terjadinya gesekan semakin tinggi pula. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai alasan yang melatarbelakangi pasangan
suami istri tinggal di rumah orang tua di lingkungan masyarakat Desa Bojong, dan
mendeskripsikan konflik yang terjadi antara menantu perempuan dengan ibu mertua
yang tinggal dalam satu rumah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan
konflik menantu perempuan dengan ibu mertua yang tinggal dalam satu rumah.
Informan penelitian berjumlah 8 orang yang terdiri dari 4 pasang menantu perempuan
dengan ibu mertuanya yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan
kriteria menantu perempuan dan ibu mertua yang tinggal dalam satu rumah lebih dari 1
tahun lamanya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analasis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman yaitu mulai dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang melandasi pasangan suami
istri memilih tinggal di rumah orang tua berdasarkan pola patrilokal dibedakan menjadi
2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor penyebab konflik antara
menantu perempuan dan ibu mertua yakni faktor pekerjaan rumah tangga, faktor
ekonomi, faktor perbedaan pola pikir, faktor perbedaan pola asuh anak, serta faktor
salah paham dan komunikasi. Masalah inti yang menjadi penyebab konflik antara
menantu perempuan dengan ibu mertua yang tinggal satu rumah adalah perbedaan
kepentingan diantara keduanya disertai dominasi atau paksaan yang dilakukan oleh ibu
mertua terhadap menantu perempuan. Dampak konflik yang terjadi antara menantu
perempuan dan ibu mertua yakni membuat suasana rumah tidak nyaman, komunikasi
antara menantu perempuan dan ibu mertua menjadi tidak baik, dan keduanya sering
berselisih dengan suami. Cara pengelolaan konflik yang digunakan adalah mediation,
avoidance dan informal problem solving.
Kata Kunci
: Menantu Perempuan, Ibu Mertua, Konflik
diperparah apabila keduanya tinggal bersama, karena intensitas bersinggungan yang
tinggi mengakibatkan peluang terjadinya gesekan semakin tinggi pula. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai alasan yang melatarbelakangi pasangan
suami istri tinggal di rumah orang tua di lingkungan masyarakat Desa Bojong, dan
mendeskripsikan konflik yang terjadi antara menantu perempuan dengan ibu mertua
yang tinggal dalam satu rumah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan
konflik menantu perempuan dengan ibu mertua yang tinggal dalam satu rumah.
Informan penelitian berjumlah 8 orang yang terdiri dari 4 pasang menantu perempuan
dengan ibu mertuanya yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan
kriteria menantu perempuan dan ibu mertua yang tinggal dalam satu rumah lebih dari 1
tahun lamanya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analasis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman yaitu mulai dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang melandasi pasangan suami
istri memilih tinggal di rumah orang tua berdasarkan pola patrilokal dibedakan menjadi
2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor penyebab konflik antara
menantu perempuan dan ibu mertua yakni faktor pekerjaan rumah tangga, faktor
ekonomi, faktor perbedaan pola pikir, faktor perbedaan pola asuh anak, serta faktor
salah paham dan komunikasi. Masalah inti yang menjadi penyebab konflik antara
menantu perempuan dengan ibu mertua yang tinggal satu rumah adalah perbedaan
kepentingan diantara keduanya disertai dominasi atau paksaan yang dilakukan oleh ibu
mertua terhadap menantu perempuan. Dampak konflik yang terjadi antara menantu
perempuan dan ibu mertua yakni membuat suasana rumah tidak nyaman, komunikasi
antara menantu perempuan dan ibu mertua menjadi tidak baik, dan keduanya sering
berselisih dengan suami. Cara pengelolaan konflik yang digunakan adalah mediation,
avoidance dan informal problem solving.
Kata Kunci
: Menantu Perempuan, Ibu Mertua, Konflik
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v8i4.15718
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417