MENONTON BIOSKOP SEBAGAI GAYA HIDUP REMAJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan yang melatarbelakangi remaja di Daerah
Istimewa Yogyakarta melakukan aktvitas menonton bioskop sebagai gaya hidupnya. Selain itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk gaya hidup remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menonton
bioskop. Kajian tentang menonton bioskop sebagai gaya hidup remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang yang dipilih
dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Kriteria informan dalam penelitian
ini adalah remaja yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rentang usia 17-22 tahun yang dalam
1 bulan mereka pergi menonton bioskop lebih dari 2 kali. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dengan menggunakan
triangulasi sumber. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan
Huberman yaitu mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa alasan yang melatarbelakangi remaja di Daerah Istimewa
Yogyakarta menonton bioskop sebagai gaya hidupnya, yaitu pengaruh lingkungan pergaulan, film -film yang
disajikan bioskop selalu update, dengan menonton film di bioskop dapat menambah wawasan pengetahuan,
serta kenyamanan bioskop terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang kemudian berpengaruh di bioskop
mana mereka akan menonton film. Gaya hidup menonton bioskop dilakukan para sebagai aktivitas dalam
mengisi waktu luang, karena hal itu merupakan pilihan cita rasa dan selera konsumsi remaja. Para remaja
yang memiliki waktu luang lebih memilih untuk pergi ke bioskop sebagai hiburan demi memenuhi gaya
hidupnya. Waktu luang yang dimiliki remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian menyebabkan
seseorang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan salah satu indikator dalam gaya hidup.
Perilaku remaja yang konsumtif ini ditunjukkan dengan pergi menonton bioskop lebih dari 2 kali dalam satu
bulan dan biaya yang dikeluarkan ±60.000 pada setiap kali menonton. Biaya tersebut digunakan remaja
untuk membeli tiket dan membeli makanan atau minuman yang ditawarkan oleh pihak bioskop.
Kata kunci: Menonton Bioskop, Remaja, Gaya Hidup
Istimewa Yogyakarta melakukan aktvitas menonton bioskop sebagai gaya hidupnya. Selain itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk gaya hidup remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menonton
bioskop. Kajian tentang menonton bioskop sebagai gaya hidup remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang yang dipilih
dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Kriteria informan dalam penelitian
ini adalah remaja yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rentang usia 17-22 tahun yang dalam
1 bulan mereka pergi menonton bioskop lebih dari 2 kali. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dengan menggunakan
triangulasi sumber. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan
Huberman yaitu mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa alasan yang melatarbelakangi remaja di Daerah Istimewa
Yogyakarta menonton bioskop sebagai gaya hidupnya, yaitu pengaruh lingkungan pergaulan, film -film yang
disajikan bioskop selalu update, dengan menonton film di bioskop dapat menambah wawasan pengetahuan,
serta kenyamanan bioskop terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang kemudian berpengaruh di bioskop
mana mereka akan menonton film. Gaya hidup menonton bioskop dilakukan para sebagai aktivitas dalam
mengisi waktu luang, karena hal itu merupakan pilihan cita rasa dan selera konsumsi remaja. Para remaja
yang memiliki waktu luang lebih memilih untuk pergi ke bioskop sebagai hiburan demi memenuhi gaya
hidupnya. Waktu luang yang dimiliki remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian menyebabkan
seseorang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan salah satu indikator dalam gaya hidup.
Perilaku remaja yang konsumtif ini ditunjukkan dengan pergi menonton bioskop lebih dari 2 kali dalam satu
bulan dan biaya yang dikeluarkan ±60.000 pada setiap kali menonton. Biaya tersebut digunakan remaja
untuk membeli tiket dan membeli makanan atau minuman yang ditawarkan oleh pihak bioskop.
Kata kunci: Menonton Bioskop, Remaja, Gaya Hidup
DOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v8i1.15679
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417