Pelestarian Tradisi Siraman “Gong Kyai Pradah” Pada Era Modernisasi (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur)
V. Indah Sri Pinasti, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Pelestarian tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” merupakan salah satu bentuk usaha masyarakat Desa Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur dalam mempertahankan tradisi turun-temurun ditengah era modernisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan masyarakat dalam mempertahankan tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” pada era modernisasi, wujud pelestarian tradisi siraman “Gong Kyai Pradah”, dan dampak pelestarian tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” bagi kehidupan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif untuk mengkaji dan mendeskripsikan faktor yang menyebabkan masyarakat dalam mempertahankan tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” pada era modernisasi, wujud tradisi siraman “Gong Kyai Pradah”, dan dampak pelestarian tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” bagi kehidupan
masyarakat. Informan penelitian dipilih menggunakan teknik purposivesampling untuk memilih informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data pada penelitian ini diperkuat dengan triangulasi data. Proses analisis data menggunakan konsep analisis Miles dan Huberman yang melalui empat tahap penyusunan yaitu pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dalam mempertahankan tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” pada era modernisasi menyebabkan adanya faktor pendorong yaitu adanya mitos, anggapan budaya sebagai adiluhung, solidaritas masyarakat, peran masyarakat, dan peran instansi pemerintahan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu adanya sikap idealis masyarakat, ketidakpercayaan mitos terhadap kekuatan “Gong Kyai Pradah”, dan sikap rasionalitas dalam memaknai siraman “Gong Kyai Pradah”. Wujud pelestarian tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” berupa kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan pada setiap tahun, tidak ada perubahan proses dan isi tradisi. Pelestarian tradisi siraman “Gong Kyai Pradah” berdampak sosial, dampak positifnya berupa solidaritas meningkat, kunjungan wisatawan
meningkat, dikenal oleh masyarakat lain, dampak negatif berupa timbulnya tindakan kriminalitas, kemacetan lalu lintas, sampah. Dampak budaya berupa pewarisan tradisi dan simbol atau ciri khas. Dampak pendidikan secara positif berupa pengetahuan lokal, menumbuhkan sikap cinta daerah, sedangkan dampak negatif pelajar tidak mengikuti KBM, sekolah meliburkan KBM. Dampak Ekonomi berupa bertambahnya pendapatan masyarakat dan instansi pemerintah daerah.
Kata Kunci: Gong Kyai Pradah, Pelestarian Tradisi, Modernisasi
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v7i4.12607
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417