IMPLEMENTASI PROGRAM SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA (SPAB) DALAM MEMBANGUN RESILIENSI SEKOLAH DI MAN 3 BANTUL
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan implementasi Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di MAN 3 Bantul; 2) Mendeskripsikan resiliensi sekolah di MAN 3 Bantul; 3) Mengetahui keterkaitan antara implementasi Program SPAB dalam membangun resiliensi sekolah di MAN 3 Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket. Penelitian ini dilakukan di MAN 3 Bantul dengan subjek penanggungjawab program SPAB, guru, dan siswa yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) MAN 3 Bantul telah melaksanakan Program SPAB dengan memperhatikan empat aspek utama pada teori implementasi James Anderson; 2) Resiliensi sekolah telah dibangun oleh MAN 3 Bantul, namun masih ada aspek resiliensi yang rendah; 3) Keberhasilan implementasi program SPAB sangat mendukung peningkatan resiliensi sekolah, karena terdapat keterkaitan antara komponen SPAB dengan aspek-aspek resiliensi. Melalui program SPAB, sekolah menstimulus semua warga pendidikan untuk memiliki paradigma baru tentang bencana yang berorientasi pada caring dan loving dalam berbagai bentuk aktivitas sehari-hari. Maka warga sekolah dapat menghadapi kondisi dan keadaan, hal inilah yang disebut dengan resiliensi (ketahanan) terhadap bencana.
Kata kunci: implementasi program, Satuan Pendidikan Aman Bencana, resiliensi
Full Text:
PDFReferences
Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. In P. Rapanna (Ed.), Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue August). Syakir Media Press.
Daryono, S. S. (2012). Indeks Kerentanan Seismik Berdasarkan Mikrotremor Pada Setiap Satuan Bentuklahan di Zona Graben Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi Doktor, Universitas Gadjah Mada.
Dwiningrum, S. I. A., Sumunar, D. R. S., & Sholikhah, E. (2020). Resiliensi Sekolah Untuk Mitigasi Bencana. UNY Press.
Erlia, D., Kumalawati, R., & Aristin, N. F. (2017). Analisis kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah menghadapi bencana banjir di Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 4(3).
Henderson, Nan dan Mike M. Milstein. (2003). Resiliency in schools: Making it happen for students and educators. USA: Corwin Press, Inc
Jumroh, D., Si, M., Pratama, M. Y. J., & Si, M. (2021). Implementasi Pelayanan Publik (S. J. Insani (ed.); 1st ed.). Penerbit Insan Cendekia Mandiri.
Nugroho, D. U., PR, N. U., Rengganis, N. S., & Wigati, P. A. (2012). Sekolah petra (penanganan trauma) bagi anak korban bencana alam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(2), 97-101.
Reivich, karen & shatte, andrew. (2002). The resilience factor. 7 essential skill for overcoming life’s inevitable obstacles. Random hause,inc. New York.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sulastri, & Sunardi, B. (2017). Indeks Bahaya Gempabumi ; Studi Kasus Desa Pleret , Kabupaten Bantul. Jurnal Riset Geofisika Indonesia, 1(1), 1–6.
Verstappen, H. Th. 2013. Garis Besar Geomorfologi Indonesia, Terjemahan oleh Sutikno. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
DOI: https://doi.org/10.21831/sakp.v13i2.21687
Refbacks
- There are currently no refbacks.