PENGARUH PERKEMBANGAN PERKEBUNAN TEH BAGELEN THEE EN KINA MAATSCHAPPIJ TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT WONOSOBO (1865-1942)

Abstract

Perkebunan teh Bagelen Thee en Kina Maatschappij merupakan perkebunan teh yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) awal masuk dan perkembangan teh di Wonosobo; (2) perkembangan perkebunan teh pada tahun 1865-1942; (3) dampak perkebunan teh terhadap kehidupan masyarakat Wonosobo.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber primer dan sekunder, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber primer digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang ditulis oleh direktur perkebunan teh tahun 1867 dan Verslag Bagelen Thee en Kina Maatschappij tahun 1917.

Hasil penelitian ini adalah: (1) perkebunan teh di Wonosobo didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Perkebunan teh mengalami perkembangan dengan semakin bertambahnya jumlah pohon teh, luas lahan perkebunan, pembangunan pabrik pengolahan dan gudang pengepakan; (2) Pengalihan perkebunan teh dari pemerintah ke swasta menyebabkan perkebunan teh berkembang pesat. Penggantian jenis teh Cina dengan teh Assam memberi keuntungan besar. Ketika Perang Dunia I pecah, perkebunan teh mengalami kesulitan ekspor karena kapal-kapal pengangkut barang tidak kembali karena adanya ranjau laut; (3) Dampak perkebunan teh bagi masyarakat Wonosobo adalah tersedianya lapangan pekerjaan sebagai buruh perkebunan, sehingga masyarakat mampu memperoleh penghasilan. Dampak di bidang transportasi yaitu dibangunnya jalur kereta uap yang mempermudah mobilitas dan pengangkutan hasil produksi teh. Perkebunan teh juga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat seperti penggunaan candu sehingga mereka kecanduan. Konsumsi candu menyebabkan ekonomi masyarakat menurun. Selain itu, masyarakat terus menggantungkan hidup mereka bagi perkebunan sehingga terpisah dari dunia luar atau terisolasi