TINGKAT KESIAPAN TAMAN KANAK-KANAK DALAM IMPLEMENTASI MUATAN LOKAL KARAWITAN SE-KOTA YOGYAKARTA
Abstract
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan Taman Kanak-kanak dalam mengimplementasikan muatan lokal karawitan di Kota Yogyakarta. Populasi mencakup Taman Kanak-kanak se-Kota Yogyakarta dengan sampel 46 TK. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara tidak terstruktur. Metode analisis data mengunakan statistik deskriptif. Rata-rata tingkat kesiapan Taman Kanak-kanak dalam mengimplementasikan karawitan di Kota Yogyakarta 29,74%. 21 TK pada kategori sangat rendah (46%), 15 TK pada kategori rendah (33%), 9 TK pada kategori sedang (20%), tidak ada TK pada kategori tinggi (0%), dan satu TK pada kategori sangat tinggi (2%). Rerata komponen meliputi motivasi 32,44%, kapasitas umum 34,37% dan kapasitas khusus 24,78%. Faktor pendukung meliputi respon positif kepala sekolah terhadap karawitan dan adanya contoh TK yang sudah menerapkan karawitan. Faktor penghambat meliputi: 1) sosialisasi belum maksimal, 2) kurang sesuai dengan visi misi TK, 3) manfaat belum tampak, 4) tuntutan pengetahuan, keterampilan, kemampuan tentang karawitan yang kompleks, 5) alokasi biaya tambahan, serta 6) kecenderungan TK untuk resistan terhadap program baru.
Kata kunci: kesiapan lembaga, karawitan, Taman Kanak-kanak
Abstract
This research aims to describe the readiness to implement karawitan in kindergarten at Yogyakarta. All kindergartens at Yogyakarta included as population with 46 kindergartens as sample. This research using descriptive quantitative method. The data collection methods were questionnaire and unstructured interview. The descriptive statistic used as data analysis method. The result showed that the average percentage of kindergartens’ readiness to implement karawitan is 29,74%. 21 kindergartens considered very low (46%), 15 kindergartens considered low (33%), 9 kindergartens considered medium (20%), no kindergarten in high category (0%) and one kindergarten considered very high (2%). The average percentages for each component were 32,44% for motivation, 34,37% for general capacity and 24,78% for invention-related capacity. The supporting factors are the positive response towards gamelan and there is one kindergarten as example. The inhibiting factors including: 1) need more socialization, 2) not compatible with the kindergarten’s aim, 3) relative advantage isn’t fully showed, 4) complexity of karawitan, 5) need for additional funding, and 6) the resistance towards new program.
Keywords: organizational readiness, karawitan, kindergarten
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.