TOKSISITAS LINDI DENGAN PERLAKUAN BIOSORBEN NANOPARTIKEL KULIT PISANG KEPOK TERHADAP MORTALITAS DAN STRUKTUR HEPAR IKAN TAWES
Sukiya Sukiya, , Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lindi yang diperlakukan dengan
biosorben nanopartikel kulit pisang terhadap mortalitas dan struktur hepar ikan tawes. Lindi
yang digunakan yaitu berasal dari TPA Piyungan, Bantul Yogyakarta. Ikan tawes dipilih
karena ikan tawes merupakan biota air yang peka terhadap perubahan lingkungan, sehingga
sesuai untuk menentukan kualitas suatu perairan. Nanopartikel kulit pisang sebagai biosorben
diharapkan mampu menyerap zat toksik (Pb dan Cr) yang terdapat pada lindi.
Sampel sebanyak 3 ekor ikan tawes dengan 3 kali pengulangan, Usia ikan tawes sekitar
1-2 bulan dengan panjang 4-6 cm dan bobot 15-20 gram. Uji pendahuluan dilakukan terlebih
dahulu untuK menentukan rentang kadar yang diperlukan untuk uji toksisitas. Hasil penelitian
uji pendahuluan yaitu ambang batas bawah (LC0-48 jam) yaitu 1% sedangkan ambang batas
atas (LC100-24 jam) yaitu 10%. Berdasarkan skala rand rentang kadar yang digunakan untuk
uji defitif yaitu 1,5% ; 2,5% ; 4% ; dan 6,3%. Setelah dilakukan uji defitif didapatkan kadar
aman yang nantinya akan diberi nanopartikel kulit pisang kepok sebagai biosorben logam
berat yang terdapat pada lindi.
Hasil penelitian didapatkan uji toksisitas lindi TPA Piyungan terhadap mortalitas ikan
tawes menurut skala Loomis berada dalam tingkat luar biasa toksik dengan LC50 - 48 jam =
0,0268 ml dan LC50 – 96 jam = 0,0029 ml. Respon struktur hepar ikan tawes yang diamati
berupa piknosis, karyoreksis, dan karyolisis. Kategori tingkat kerusakan pada hepar ikan
tawes tanpa pemberian biosorben nanopartikel kulit pisang kepok berada pada kategori
sedang dan kategori ringan untuk hepar ikan tawes dengan pemberian biosorben nanopartikel.
Kata kunci: mortalitas, ikan tawes, nanopartikel, kulit pisang.
biosorben nanopartikel kulit pisang terhadap mortalitas dan struktur hepar ikan tawes. Lindi
yang digunakan yaitu berasal dari TPA Piyungan, Bantul Yogyakarta. Ikan tawes dipilih
karena ikan tawes merupakan biota air yang peka terhadap perubahan lingkungan, sehingga
sesuai untuk menentukan kualitas suatu perairan. Nanopartikel kulit pisang sebagai biosorben
diharapkan mampu menyerap zat toksik (Pb dan Cr) yang terdapat pada lindi.
Sampel sebanyak 3 ekor ikan tawes dengan 3 kali pengulangan, Usia ikan tawes sekitar
1-2 bulan dengan panjang 4-6 cm dan bobot 15-20 gram. Uji pendahuluan dilakukan terlebih
dahulu untuK menentukan rentang kadar yang diperlukan untuk uji toksisitas. Hasil penelitian
uji pendahuluan yaitu ambang batas bawah (LC0-48 jam) yaitu 1% sedangkan ambang batas
atas (LC100-24 jam) yaitu 10%. Berdasarkan skala rand rentang kadar yang digunakan untuk
uji defitif yaitu 1,5% ; 2,5% ; 4% ; dan 6,3%. Setelah dilakukan uji defitif didapatkan kadar
aman yang nantinya akan diberi nanopartikel kulit pisang kepok sebagai biosorben logam
berat yang terdapat pada lindi.
Hasil penelitian didapatkan uji toksisitas lindi TPA Piyungan terhadap mortalitas ikan
tawes menurut skala Loomis berada dalam tingkat luar biasa toksik dengan LC50 - 48 jam =
0,0268 ml dan LC50 – 96 jam = 0,0029 ml. Respon struktur hepar ikan tawes yang diamati
berupa piknosis, karyoreksis, dan karyolisis. Kategori tingkat kerusakan pada hepar ikan
tawes tanpa pemberian biosorben nanopartikel kulit pisang kepok berada pada kategori
sedang dan kategori ringan untuk hepar ikan tawes dengan pemberian biosorben nanopartikel.
Kata kunci: mortalitas, ikan tawes, nanopartikel, kulit pisang.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/kingdom.v7i3.12402
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Kingdom: The Journal of Biological Studies by https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/kingdom/index is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |