ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA TUTURAN BAHASA PENYIAR DAN PENDENGAR RADIO DI CIREBON

Eka Aolechah,

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk beserta  faktor
penyebab terjadinya alih kode dan campur kode pada tuturan bahasa penyiar dan
pendengar radio di Cirebon.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode
penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak bebas
libat cakap (SBLC) diikuti dengan teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat.
Adapun metode dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode agih substitusional dengan teknik bagi unsur langsung (BUL). Analisis data
dalam penelitian ini diawali dengan pendeskripsian data berupa rekaman percakapan
di lapangan yang ditranskripsikan dengan transkripsi ortografis, kemudian
dilanjutkan dengan identifikasi data, kategorisasi data, dan terakhir dilakukan analisis
data. Keabsahan data  diperoleh dari perpanjangan keikutsertaan, pemeriksaan dari
teman sejawat, dan triangulasi metode.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama adalah bentuk alih kode
beserta faktor penyebab terjadinya alih kode. Bentuk-bentuk alih kode yang ditemukan meliputi alih kode internal dan alih kode eksternal. Alih kode internal
berupa alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dialek Cirebon, alih kode dari
bahasa Indonesia ke bahasa Sunda, dan alih kode dari bahasa Jawa dialek Cirebon ke
bahasa Indonesia, sedangkan alih kode eksternal yang ditemukan berupa alih kode
dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Faktor-faktor yang menjadi penyebab
terjadinya alih kode  adalah, (1) penutur, (2) mitra tutur, (3) peralihan topik
pembicaraan, dan (4) perubahan situasi. Kedua  yaitu  bentuk campur kode beserta
faktor penyebab terjadinya campur kode. Bentuk campur kode yang ditemukan
meliputi campur kode internal dan campur kode eksternal. Campur kode internal
terjadi pada tataran kata, frasa, dan klausa, sedangkan campur kode eksternal terjadi
pada tataran kata dan frasa. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya campur
kode adalah, (1) mitra tutur, (2) keterbatasan kode, (3) tujuan tertentu; memperjelas
sesuatu, menanyakan kabar, menyebutkan judul lagu, mengakrabkan diri,
menympaikan salam, mengajak bergoyang, menciptakan humor, dan (4) bergengsi.  

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.