KEDUDUKAN SUBALTERN TOKOH PEREMPUAN PRIBUMI DALAM NOVEL BUNGA ROOS DARI TJIKEMBANG KARYA KWEE TEK HOAY (KAJIAN POSKOLONIALISME)
Else Liliani, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan subalternitas yang dialami tokoh perempuan pribumi, dan relasi antara tokoh perempuan pribumi dengan tokoh golongan etnis Tionghoa dalam novel Bunga Roos dari Tjikembang karya Kwee Tek Hoay. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah novel Bunga Roos dari Tjikembang karya Kwee Tek Hoay. Penelitian difokuskan pada subalternitas yang dialami tokoh perempuan pribumi, dan relasi antara tokoh perempuan pribumi dengan tokoh nonpribumi yang dikaji menggunakan teori poskolonialisme, khususnya teori subaltern Gayatri C. Spivak untuk mengurai suballternitas yang dialami oleh tokoh perempuan pribumi. Data diperoleh dengan teknik membaca dan mencatat. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Keabsahan data diperoleh melalui reliabilitas dan validasi semantik dan referensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk subaltern yang dialami tokoh perempuan pribumi antara lain, inferioritas, stereotip, dan krisis identitas. Wujud inferioritas tokoh perempuan pribumi antara lain, posisi tokoh sebagai seorang nyai, dan kedudukannya yang lebih rendah daripada nonpribumi. Tokoh perempuan pribumi mengalami stereotip sebagai perempuan Sunda yang dinilai suka dengan klenik untuk menguras harta laki-laki. Posisi tokoh perempuan pribumi sebagai ruang liminal, diserupakan dengan perempuan Tionghoa, dan mengalami perubahan yang merupakan wujud adanya krisis identitas, (2) tokoh perempuan pribumi menempati posisi subordinat daripada tokoh golongan etnis Tionghoa. Subalternitas pada tokoh Marsiti dan Roosminah diakibatkan oleh adanya dominasi dari laki-laki baik nonpribumi, maupun pribumi terhadap mereka.Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.