UPAYA MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KESENIAN KUDA LUMPING DI DUSUN TEGALTEMU, KELURAHAN MANDING, KABUPATEN TEMANGGUNG
Abstract
Kuda Lumping merupakan suatu tarian yang menggambarkan gerakan-gerakan
kuda. Kuda lumping juga disebut Jaran Kepang dalam bahasa jawa karena tarian
ini menggunakan alat peraga berupa Jaranan (kuda-kudaan) yang bahannya dibuat
dari Kepang (bambu yang dianyam). Kesenian Kuda Lumping ini sudah ada dan
diwarisakan secara turun-temurun. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui upaya masyarakat, bentuk partisipasi masyarakat serta
faktor yang menyebabkan masyarakat melestarikan Kesenian Kuda Lumping di
Dusun Tegaltemu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain
deskriptif. Informan pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive
sampling dan Snowball Sampling. Subjek penelitian terdapat 8 informan yang
terdiri dari 3 warga yang terlibat dalam pertunjukan, 4 warga sekitar (tidak terlibat
dalam pertunjukan), dan 1 tokoh masyarakat setempat. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, serta kepustakaan. Adapun
validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman, mulai dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan proses penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian ini menunjukan adanya upaya masyarakat dalam melestarikan
Kesenian Kuda Lumping yang dilakukan dengan cara: (1) Usaha Kreativitas, (2)
Upaya Pembinaan, serta (3) Upaya Pendanaan. Pelestarian kesenian Kuda Lumping
ini dapat terus berlanjut jika berbasis pada kekuatan masyarakat itu sendiri. Bentuk
partisipasi masyarakat dalam melestarikan Kesenian Kuda Lumping yaitu berupa:
(1) Partisipasi Pikiran, (2) Partisipasi Tenaga, (3) Partisipasi Keahlian, dan yang
terakhir (4) Partisipasi Uang. Adapun Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat
melestarikan Kesenian Kuda Lumping, adalah: (1) Faktor Sosial dan (2) Faktor
Ekonomi, setelah dikaji menggunakan Teori Tindakan Sosial muncul faktor-faktor
lain yaitu sebagai berikut: (1) Faktor Status Sebagai Warga Masyarakat, (2)
Memiliki Tugas saat Acara, (3) Perasaaan Senang, (4) Melestarikan Budaya. Upaya
pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat sebagian besar didorong oleh rasa
memiliki dan keinginan melestarikan budaya karena merupakan warisan pendahulu
kuda. Kuda lumping juga disebut Jaran Kepang dalam bahasa jawa karena tarian
ini menggunakan alat peraga berupa Jaranan (kuda-kudaan) yang bahannya dibuat
dari Kepang (bambu yang dianyam). Kesenian Kuda Lumping ini sudah ada dan
diwarisakan secara turun-temurun. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui upaya masyarakat, bentuk partisipasi masyarakat serta
faktor yang menyebabkan masyarakat melestarikan Kesenian Kuda Lumping di
Dusun Tegaltemu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain
deskriptif. Informan pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive
sampling dan Snowball Sampling. Subjek penelitian terdapat 8 informan yang
terdiri dari 3 warga yang terlibat dalam pertunjukan, 4 warga sekitar (tidak terlibat
dalam pertunjukan), dan 1 tokoh masyarakat setempat. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, serta kepustakaan. Adapun
validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman, mulai dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan proses penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian ini menunjukan adanya upaya masyarakat dalam melestarikan
Kesenian Kuda Lumping yang dilakukan dengan cara: (1) Usaha Kreativitas, (2)
Upaya Pembinaan, serta (3) Upaya Pendanaan. Pelestarian kesenian Kuda Lumping
ini dapat terus berlanjut jika berbasis pada kekuatan masyarakat itu sendiri. Bentuk
partisipasi masyarakat dalam melestarikan Kesenian Kuda Lumping yaitu berupa:
(1) Partisipasi Pikiran, (2) Partisipasi Tenaga, (3) Partisipasi Keahlian, dan yang
terakhir (4) Partisipasi Uang. Adapun Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat
melestarikan Kesenian Kuda Lumping, adalah: (1) Faktor Sosial dan (2) Faktor
Ekonomi, setelah dikaji menggunakan Teori Tindakan Sosial muncul faktor-faktor
lain yaitu sebagai berikut: (1) Faktor Status Sebagai Warga Masyarakat, (2)
Memiliki Tugas saat Acara, (3) Perasaaan Senang, (4) Melestarikan Budaya. Upaya
pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat sebagian besar didorong oleh rasa
memiliki dan keinginan melestarikan budaya karena merupakan warisan pendahulu
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v6i3.9095
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417