TRAVELING SEBAGAI GAYA HIDUP MAHASISWA YOGYAKARTA
Abstract
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas traveling di kalangan mahasiswa Yogyakarta
sebagai bentuk gaya hidup dalam mengisi waktu luang, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa untuk melakukan traveling, aktivitas traveling sebagai bentuk gaya hidup, serta dampak
yang timbul dari traveling yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai gaya hidup dalam mengisi waktu
luang. Kajian tentang traveling sebagai gaya hidup mahasiswa Yogyakarta ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Informan penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan
beberapa kriteria, yaitu merupakan mahasiswa di wilayah Yogyakarta baik dari perguruan tinggi
negeri maupun swasta, memiliki hobi traveling ke berbagai daerah tujuan wisata di luar wilayah
tempat tinggalnya, dan masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif ketika penelitian berlangsung. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data
penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman, mulai dari pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, hingga proses penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa ada faktor mahasiswa Yogyakarta dalam kegiatannya melakukan traveling, yaitu
sarana untuk refreshing, traveling dianggap lebih positif untuk mengisi waktu luang, pengaruh teman,
pengaruh media, dan keadaan ekonomi yang cukup. Aktivitas traveling mahasiswa Yogyakarta
sebagai bentuk gaya hidup dalam mengisi waktu luang merupakan bentuk prestise karena merupakan
pilihan cita rasa (choise) dan pilihan itu terfokus pada aktifitas waktu luang (leisure) atau suatu bentuk
konsumsi. Hal ini dilihat dari aktifitas dan minat untuk menunjukan status sosialnya. Konsumsi dalam
traveling dilakukan mahasiswa untuk menunjukan status sosial mereka dari selera yang baik atau agar
tidak dianggap ketinggalan jaman, serta menunjukan posisi sosial konsumen yang mencari posisi
diantara konsumen lain. Dilihat melalui mahasiswa dalam menikmati semua fasilitas akomodasi
selama traveling. Secara umum, aktifitas traveling sebagai gaya hidup mahasiswa Yogyakarta ini
banyak memberikan dampak positif, namun terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak
positifnya misalnya memperoleh wawasan pengetahuan, sebagai sarana hiburan dalam mengisi waktu
luangnya, serta dapat menambah teman dan relasi. Selanjutnya dampak negatif yang dirasakan
informan yaitu secara tidak langsung menimbulkan perilaku boros karena konsumsi berlebih,
menyepelekan kegiatan di kampus hanya untuk melakukan traveling, serta dapat muncul gejala sakit
akibat kelelahan dari aktivitas traveling.
sebagai bentuk gaya hidup dalam mengisi waktu luang, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa untuk melakukan traveling, aktivitas traveling sebagai bentuk gaya hidup, serta dampak
yang timbul dari traveling yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai gaya hidup dalam mengisi waktu
luang. Kajian tentang traveling sebagai gaya hidup mahasiswa Yogyakarta ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Informan penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan
beberapa kriteria, yaitu merupakan mahasiswa di wilayah Yogyakarta baik dari perguruan tinggi
negeri maupun swasta, memiliki hobi traveling ke berbagai daerah tujuan wisata di luar wilayah
tempat tinggalnya, dan masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif ketika penelitian berlangsung. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data
penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman, mulai dari pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, hingga proses penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa ada faktor mahasiswa Yogyakarta dalam kegiatannya melakukan traveling, yaitu
sarana untuk refreshing, traveling dianggap lebih positif untuk mengisi waktu luang, pengaruh teman,
pengaruh media, dan keadaan ekonomi yang cukup. Aktivitas traveling mahasiswa Yogyakarta
sebagai bentuk gaya hidup dalam mengisi waktu luang merupakan bentuk prestise karena merupakan
pilihan cita rasa (choise) dan pilihan itu terfokus pada aktifitas waktu luang (leisure) atau suatu bentuk
konsumsi. Hal ini dilihat dari aktifitas dan minat untuk menunjukan status sosialnya. Konsumsi dalam
traveling dilakukan mahasiswa untuk menunjukan status sosial mereka dari selera yang baik atau agar
tidak dianggap ketinggalan jaman, serta menunjukan posisi sosial konsumen yang mencari posisi
diantara konsumen lain. Dilihat melalui mahasiswa dalam menikmati semua fasilitas akomodasi
selama traveling. Secara umum, aktifitas traveling sebagai gaya hidup mahasiswa Yogyakarta ini
banyak memberikan dampak positif, namun terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak
positifnya misalnya memperoleh wawasan pengetahuan, sebagai sarana hiburan dalam mengisi waktu
luangnya, serta dapat menambah teman dan relasi. Selanjutnya dampak negatif yang dirasakan
informan yaitu secara tidak langsung menimbulkan perilaku boros karena konsumsi berlebih,
menyepelekan kegiatan di kampus hanya untuk melakukan traveling, serta dapat muncul gejala sakit
akibat kelelahan dari aktivitas traveling.
DOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v6i2.9083
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417