MINIMNYA PERAN AYAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DALAM KELUARGA (Studi Deskriptif di Masyarakat Pengrajin Genteng Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Ninda Lestari,

Abstract


Ayah yang menghabiskan separuh waktunya untuk bekerja di luar rumah sebagai
pengrajin genteng dan ayah yang tidak 24 jam dengan anaknya, memberikan pengaruh
terhadap proses komunikasi dan pembentukan karakter anak di dalam keluarga. Tujuan
dari penelitian ini yaitu bagaimana proses komunikasi yang terjalin antara anak dan
ayah dan bagaimana peran dan hambatan ayah dalam membentuk karakter anak di
dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dijabarkan secara
deskriptif dengan sumber data yang terdiri dari ayah, ibu dan anak keluarga pengrajin
genteng di Sidoluhur. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan yaitu
purposive sampling, yang berdasarkan kriteria, yaitu bekerja sebagai pengrajin genteng,
memiliki anak usia remaja awal 13-16 tahun. Subyek penelitian yang diperoleh adalah
10 orang yang terdiri dari 6 ayah, 2 ibu, dan 2 anak. Validitas data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi sumber, serta analisis data menggunakan model
interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi
antara ayah dan anak terjadi pada malam hari saja setelah dan sebelum ayah pulang dari
kerja kurang lebih 3 jam digunakan untuk ngobrol-ngobrol dengan anaknya, bercandaan
dengan anaknya, shering dengan anaknya, antara ayah dan anak yang care (terbuka).
Waktu yang kurang maksimal dan optimal akan berpengaruh terhadap pembentukan
karakter ke anak. Proses komunikasi yang terjalin antara ayah yang berprofesi sebagai
pengrajin genteng dengan anaknya di dalam keluarga yaitu secara primer (langsung
tatap muka) saat malam hari kurang lebih 3 jam dan sekunder (tidak langsung dengan
Handphone) kurang lebih 1 jam sesuai dengan kebutuhan. Peran ayah dalam
membentuk karakter anak dalam keluarga kurang optimal hal ini karena separuh waktu
ayah digunakan untuk bekerja di luar rumah sehingga waktu untuk bersama anak
menjadi terbatas. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan ayah ke anak dalam keluarga
pengrajin genteng yaitu: 1) Berbasis Ketuhanan (Iman dan Taqwa),2) Berbasis diri
sendiri (terbuka/jujur, disiplin, mandiri, dan tanggung jawab),3) Berbasis sesama
manusia (ramah tamah),4) Berbasis nilai budaya (Budi Perkerti, Nilai dan Norma, Tata
Krama dan Budaya). Hambatan ayah dalam membentuk karakter anak antara lain: 1)
ayah yang sibuk bekerja sehingga kurang mampu mengontrol anaknya dalam
melaksanakan nilai-nilai karakter,2) Anak yang malas dalam menjalankan perintah
ayahnya karena terpengaruh oleh media sosial (HP (Handphone) dan TV), dan
lingkungan sosial,3) Ayah kurang mampu mengajari anak dalam belajar dan membatasi
anak dalam menonton acara di TV

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v6i1.9079

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


eISSN: 2827-9417