KONFLIK WARGA TERDAMPAK DENGAN PENGELOLA TPST PIYUNGAN, BANTUL, DI YOGYAKARTA
Farida Hanum, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
Penelitian memfokuskan pada konflik antara warga terdampak dengan pengelola TPST Piyungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dan bentuk konflik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi teknik pengambilan sampel purposive sampling. Informan dalam penelitian berjumlah 15 orang yaitu: warga terdampak, pemerintah desa setempat, dan pihak pengelola TPST Piyungan. Validitas data mengunakan trianggulasi sumber data dan teknik analisis data dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik di TPST Piyungan terjadi antara warga terdampak dengan pengelola. Faktor konflik yaitu : kurangnya komunikasi yang efektif warga-pengelola, kurangnya usaha membangun kerjasama antara warga-pengelola untuk menyelesaikan dampak sampah, terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan dari TPST yang dirasakan oleh warga sekitar, dan kompensasi yang diberikan pengelola dirasa kurang efektif dibandingkan dampak negatif yang dirasakan warga sekitar. Konflik diwujudkan dengan aksi blokade pintu masuk TPST Piyungan oleh warga karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan lingkungan yang sehat dan baik (konflik kebutuhan lingkungan) dengan mengajukan beberapa tuntutan kepada pengelola (konflik realistik). Konflik berdampak pada meningkatnya solidaritas kelompok warga terdampak untuk melawan, menurunnya tingkat kepercayaan warga-pengelola dengan menuntut segera solusi permasalahan sampah di TPST, dan mempertegas tugas pengelolaan sampah di TPST.
Keywords
Konflik TPST, TPST Piyungan, Pengelolaan Sampah
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v10i4.17176
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417