ROLE OF THE ‘SAVE PAHINGAN’ COMMUNITY IN OVERCOME MINGGU PAHING MARKET CONFLICT IN GREAT MAGELANG MOSQUE
Nur Hidayah, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunitas „save pahingan’ dalam
menyelesaikan konflik di Pasar Minggu Pahing dengan menggunakan modal sosial. Penelitian
kualitatif deskriptif ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam
pengambilan data. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
analisis data menggunakan model analisis Milles dan Huberman dan teknik validitas data dilakukan
dengan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Komunitas „save pahingan’
dalam mengatasi konflik di Pasar Minggu Pahing memanfaatkan komponen modal sosial diantaranya
kepercayaan, jaringan dan kerjasama. Kepercayaan digunakan komunitas „save pahingan’ untuk
meyakinkan pemerintah bahwa Pasar Minggu Pahing merupakan intangible heritage atau budaya non
bendawi apabila tidak dilestarikan akan hilang. Jaringan berperan untuk menjalin komunikasi dan
kerjasama dengan berbagai pihak seperti tokoh-tokoh penting, yaitu pejabat daerah, ulama,
budayawan, dan media massa. Kerjasama dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yaitu menolak
rencana relokasi dengan melakukan aksi penolakan bersama yaitu dengan mengajukan petisi di situs
online, penggalangan tanda tangan bersama, unjuk argumen di media sosial, serta jajak pendapat di
DPRD Kota Magelang.
Kata kunci: modal sosial, komunitas ‘save pahingan’, pasar minggu pahing
menyelesaikan konflik di Pasar Minggu Pahing dengan menggunakan modal sosial. Penelitian
kualitatif deskriptif ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam
pengambilan data. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
analisis data menggunakan model analisis Milles dan Huberman dan teknik validitas data dilakukan
dengan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Komunitas „save pahingan’
dalam mengatasi konflik di Pasar Minggu Pahing memanfaatkan komponen modal sosial diantaranya
kepercayaan, jaringan dan kerjasama. Kepercayaan digunakan komunitas „save pahingan’ untuk
meyakinkan pemerintah bahwa Pasar Minggu Pahing merupakan intangible heritage atau budaya non
bendawi apabila tidak dilestarikan akan hilang. Jaringan berperan untuk menjalin komunikasi dan
kerjasama dengan berbagai pihak seperti tokoh-tokoh penting, yaitu pejabat daerah, ulama,
budayawan, dan media massa. Kerjasama dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yaitu menolak
rencana relokasi dengan melakukan aksi penolakan bersama yaitu dengan mengajukan petisi di situs
online, penggalangan tanda tangan bersama, unjuk argumen di media sosial, serta jajak pendapat di
DPRD Kota Magelang.
Kata kunci: modal sosial, komunitas ‘save pahingan’, pasar minggu pahing
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v8i4.15717
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN: 2827-9417