Partisipasi Masyarakat Pada Pelestarian Upacara Tradisi Kirab Suran Di Dusun Kembangarum Donokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta

Rima Liliana Puspasari, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyaka
Puji Lestari, Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyaka

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sebuah partisipasi
 
masyarakat untuk mempertahankan suatu tradisi atau kebudayaan di Desa
Kembangarum Turi Sleman Yogyakarta yang memiliki makna penting bagi
masyarakatnya sehingga dijadikan sebagai agenda tahunan setiap malam Suro
dengan melakukan upacara Kirab. Kembangarum menjadi pilihan peneliti karena
merupakan desa yang masih mau melakukan kirab saat malam satu suro di era
modern ini. Dimana munculnya teknologi yang mempengaruhi masyarakat
memiliki pengetahuan ilmu yang lebih rasional dan sangat mempengaruhi
kebudayaan warisan nenek moyang.
 
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan
penelitian sebanyak 5 informan yang dipilih dengan menggunakan porposive
sampling  dengan kriteria sesepuh, pemuda, dan masyarakat yang berpartisipasi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini
menggunakan Trianggulasi berupa membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara, membandingkan keadaan dan perspektif antar
masyarakat serta hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Teknik
analisi data menggunakan tahapan model analisis interaktif.
Hasil penelitian ini berupa adanya berbagai dorongan dan faktor internal
serta eksternal dalam diri masyarakat untuk mau melestarikan kebudayaan dari
nenek moyang berupa pelaksanaan kirab pada malam satu Suro di Dusun
Kembangarum hingga saat ini. Berbagai kalangan masyarakat ikut berpartisipasi
dalam pelaksanaannya. Upacara Tradisi Kirab Suran memiliki makna tersendiri
bagi Masyarakat Kembangarum yaitu makna tentang keselamatan pada
masyarakat dimana tradisi tersebut diadakan karena munculnya wabah penyakit
yang berdampak buruk bagi keselamatan masyarakat Kembangarum pada tahun
1938, hingga saat ini upacara tradisi kirab suran semakin dikembangkan dengan
adanya sesaji dan pakaian adat yang dikenakan serta adanya makna berupa wujud
rasa syukur kepada Tuhan YME. Dalam pelaksanaannya melestarikan kebudayaan
juga memiliki dampak positif dalam masyarakat berupa terjaganya sosialisasi
antar warga sehingga tercipta komunikasi yang baik. Serta mengenalkan pada
generasi muda tentang pentingnya kebudayaan.  

Kata Kunci : Mahasiswa, Partisipasi masyarakat, Kebudayaan

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/e-societas.v8i3.15698

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


eISSN: 2827-9417