KLASIKISME YOGYAKARTA DI DALAM POP ART

Adelia Aziza,

Abstract


Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan Konsep, Tema, Proses dan bentuk serta karakteristik
penggunaan nya dengan judul Klasikisme Yogyakarta di dalam Pop Art.  
Metode yang digunakan untuk menciptakan karya adalah metode observasi, eksperimentasi, dan visualisasi.
Observasi yaitu pengamatan secara langsung dan tidak langsung menggunakan bantuan fotografi. Selanjutnya
eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan tahap awal sket
pada digital selanjutnya pada kanvas yang dilanjutkan pada tahap eksekusi bentuk lukisan. Selain untuk mencapai
hasil visual yang baik, eksperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan gaya pop art dekoratif.
Setelah dilakukan pembahasan dan penciptaan maka dapat disimpulkan bahwa1) Konsep penciptaan lukisan adalah
mengenai bangunan klasik Yogyakarta yang mengambil ide bentuk dari Post Modernisme (Pop Art). Lukisan objek
bangunan klasik, mengambil representasi dari bentuk sesungguhnya sehingga menjadikan objek pada lukisan
terlihat nyata tetapi masih ada unsur dekoratifnya. 2) Tema penciptaan lukisan adalah gambaran tentang bentuk dan
keunikan bangunan-bangunan klasik Yogyakarta yang berbagai bentuk dan keadaannya, baik bangunan dalam
keadaan terawat atau bangunan rusak yang dialih fungsikan, bangunan yang bermacam-macam bentuknya yang
ditampilkan secara Pop Art. 3) Proses yang dilakukan dalam penciptaan lukisan ini menggunakan bantuan
fotografi. Penggambaraannya dengan menggunakan alat seperti penggaris, pensil, penghapus, kuas, wadah cat,
isolasi kertas. Bahan yang digunakan adalah cat akrilik, air, vernish dan kanvas. Proses melukis dimulai dengan
sketsa pada digital, pewarnaan pada di gital, sket pada kanvas dilanjutkan proses pewarnaan dan Finishing.  4)
Bentuk lukisan adalah dekoratif,dikerjakan berdasarkan interpretasi terhadap objek. Hasil lukisan tersebut adalah “
Keraton (100x130), Tamansari (100x140 cm), Bank Indonesia (100x140 cm), BNI (100x130 cm), Benteng
(100x130 cm), Vredebrug (100x130 cm), Kota Gede (100x130), Candi Ratu Boko (100x130) dan Tugu Yogyakarta
(100x130).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.