IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SD 1 TRIRENGGO DAN SD KEPUHAN KABUPATEN BANTUL
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kebijakan pendidikan inklusif di SD 1
Trirenggo dan SD Kepuhan Kabupaten Bantul, faktor pendukung dan penghambat serta cara mengatasi
hambatan implementasi kebijakan pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dan jenis penelitian deskriptif. Tempat penelitian ini di Bidang SD, Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
Bantul; SD 1 Trirenggo dan SD Kepuhan. Subyek penelitian ini adalah Kepala Seksi dan Staf Bidang SD,
Dinas Pendidikan Dasar; Kepala Sekolah; guru kelas; guru pembimbing khusus dan orang tua siswa
berkebutuhan khusus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan model interaktif dari Milles dan Hubberman. Keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) SD 1 Trirenggo melaksanakan
kebijakan pendidikan inklusif melalui pengurus inklusif, pemenuhan sarana prasarana, pelatihan guru,
kerjasama dengan pihak lain, adanya POT; sedangkan pelaksanaan di SD Kepuhan melalui pengurus
inklusif, adanya sosialisasi, assessment, penanganan, kerjasama dengan pihak lain, pemenuhan sarana
prasarana dan POT. 2) Faktor pendukung di SD 1 Trirenggo adalah kurikulum dimodifikasi; semua guru
terlibat; mendata siswa dan meng-assessment; sarana prasarana sesuai kebutuhan siswa; penilaian sesuai
kebutuhan siswa; kerjasama dengan pihak lain dan interaksi antar siswa baik. Faktor pendukung di SD
Kepuhan yaitu kurikulum dimodifikasi; adanya pelatihan guru, kerjasama guru dan GPK; adanya
asessment; adanya bantuan dana dan sarana prasarana; kerjasama dengan pihak lain dan sikap menghargai
antarsiswa. Faktor penghambat di SD 1 Trirenggo yaitu guru kurang serius, sulit mendapat GPK; sarana
prasarana kurang dimanfaatkan. Faktor penghambat di SD Kepuhan yaitu guru kurang optimal; peran
sekolah dan orang tua kurang. 3) Cara mengatasi hambatan di SD 1 Trirenggo yaitu penggunaan dana
seefektif; membangun kesadaran guru dan orang tua melibatkan guru dalam penelitian; kerjasama dengan
pihak lain; mengajukan permohonan dana. Cara mengatasi hambatan di SD Kepuhan yaitu sekolah
berkonsultasi dengan dinas; mengingatkan siswa belajar di rumah; adanya POT.
Trirenggo dan SD Kepuhan Kabupaten Bantul, faktor pendukung dan penghambat serta cara mengatasi
hambatan implementasi kebijakan pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dan jenis penelitian deskriptif. Tempat penelitian ini di Bidang SD, Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
Bantul; SD 1 Trirenggo dan SD Kepuhan. Subyek penelitian ini adalah Kepala Seksi dan Staf Bidang SD,
Dinas Pendidikan Dasar; Kepala Sekolah; guru kelas; guru pembimbing khusus dan orang tua siswa
berkebutuhan khusus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan model interaktif dari Milles dan Hubberman. Keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) SD 1 Trirenggo melaksanakan
kebijakan pendidikan inklusif melalui pengurus inklusif, pemenuhan sarana prasarana, pelatihan guru,
kerjasama dengan pihak lain, adanya POT; sedangkan pelaksanaan di SD Kepuhan melalui pengurus
inklusif, adanya sosialisasi, assessment, penanganan, kerjasama dengan pihak lain, pemenuhan sarana
prasarana dan POT. 2) Faktor pendukung di SD 1 Trirenggo adalah kurikulum dimodifikasi; semua guru
terlibat; mendata siswa dan meng-assessment; sarana prasarana sesuai kebutuhan siswa; penilaian sesuai
kebutuhan siswa; kerjasama dengan pihak lain dan interaksi antar siswa baik. Faktor pendukung di SD
Kepuhan yaitu kurikulum dimodifikasi; adanya pelatihan guru, kerjasama guru dan GPK; adanya
asessment; adanya bantuan dana dan sarana prasarana; kerjasama dengan pihak lain dan sikap menghargai
antarsiswa. Faktor penghambat di SD 1 Trirenggo yaitu guru kurang serius, sulit mendapat GPK; sarana
prasarana kurang dimanfaatkan. Faktor penghambat di SD Kepuhan yaitu guru kurang optimal; peran
sekolah dan orang tua kurang. 3) Cara mengatasi hambatan di SD 1 Trirenggo yaitu penggunaan dana
seefektif; membangun kesadaran guru dan orang tua melibatkan guru dalam penelitian; kerjasama dengan
pihak lain; mengajukan permohonan dana. Cara mengatasi hambatan di SD Kepuhan yaitu sekolah
berkonsultasi dengan dinas; mengingatkan siswa belajar di rumah; adanya POT.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/sakp.v6i2.8836
Refbacks
- There are currently no refbacks.