PERAN ALBERTUS SOEGIJAPRANATA DALAM KEGIATAN MISIONARIS INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN TAHUN 1945-1949

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengetahui latar belakang kehidupan Albertus Soegijapranata; (2) mengetahui keadaan gereja pada masa penjajahan Belanda, Jepang dan awal kemerdekaan; (3) mengetahui peran Albertus Soegijapranata pada masa awal kemerdekaan tahun 1945-1949.

            Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah oleh Kuntowijoyo yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama adalah pemilihan topik yang akan diteliti. Tahap kedua adalah pengumpulan sumber baik primer maupun sekunder. Tahap ketiga adalah verifikasi atau kritik sumber. Tahap keempat adalah interpretasi untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan. Tahap kelima atau terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah.

            Hasil penelitian ini adalah: (1) Albertus Soegijapranata lahir pada tanggal 25 November 1896 di Surakarta. Keinginnya menjadi seorang imam membuatnya menjalani proses yang panjang. Hingga akhirnya ia diangkat menjadi uskup di wilayah Vikariat Apostolik Semarang. (2) Situasi gereja katolik di Indonesia belum stabil. Masa penjajahan Belanda menerapkan peraturan ketat terhadap perkembangan misi melalui UU no 117. Masa penjajahan Jepang sebagian besar fasilitas misi di sita oleh Jepang dan dialihfungsikan demi kebutuhannya. Masa awal kemerdekaan gereja masih memperbaiki diri untuk bangkit paska dijajah. (3) Pada masa-masa sulit 1945-1949, Albertus Soegijapranata tetap membina kehidupan gerejanya. Ia menjadi panutan bagi kongregasi bumiputra Abdi Dalem Sang Kristus (ADSK) dan menganjurkan untuk kongregasi ADSK dapat mandiri dalam kepengurusan. Pembinaan lain juga dilakukan kepada organisasi Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia (AMKRI). Selain itu pada tanggal 7-12 Desember 1949 juga berhasil diadakan Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) yang tidak terlepas dari peran/ restunya