DAMPAK REVOLUSI HIJAU BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN MAGELANG PADA TAHUN 1984-1989

Abstract

Revolusi hijau adalah perubahan yang terjadi pada pertanian, yang mengacu pada intensifikasi, ekstensifikasi tanaman pangan. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Latar belakang pelaksanaan revolusi hijau; (2) Pelaksanaan revolusi  hijau di Kabupaten Magelang; (3) Dampak  pelaksanaan revolusi hijau bagi  masyarakat di Kabupaten Magelang.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan lima metode sejarah kritis seperti yang disampaikan oleh Kuntowijoyo yaitu: (1) Pemilihan topik, merupakan penentuan masalah; (2)heuristik, peneliti dalam mengumpulkan sumber; (3) kritik sumber, yaitu menyaring secara kritis sumber yang telah dikumpulkan; (4) interpretasi, yaitu penafsiran terhadap fakta menjadi satu kesatuan menurut kaidah yang ditentukan; (5) historiografi, yaitu tahap akhir peneliti dalam menyajikan semua fakta dalam tulisan sejarah.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Latar belakang pelaksanaan Revolusi Hijau di Kabupaten Magelang dikarenakan kondisi geografis yang subur , mayoritas masyarakat sebagai petani,adanya kebijakan mengenai revolusi hijau nasional; (2) Pelaksanaan Revolusi Hijau di Kabupaten Magelang dilaksanakan pada Tahun 1970. Mengeluarkan program Bimas yang dilakukan oleh PPL, dan Panca Usaha Tani yaitu 5 usaha pertanian yang meliputi teknik pengolahan lahan, irigrasi, pemupukan, pemberantasan hama dan penggunaan bibit unggul; (3) Dampak pelaksanaan Revolusi Hijau mencangkup 3 hal, ekonomi: produktifitas padi meningkat, diperkenalkan berbagai macam pertanian modern, diperkenalkan bibit unggul, ketergantungan pupuk kimia, punahnya bibit padi lokal. Sosial: nilai kekerabatan memudar, ketenagakerjaan buruh stagnasi bahkan menurun, pendidikan meningkat. Kebudayaan: daya kerja petani meningkat  tradisi masyarakat luntur misalnya saat panen padi, pengolahan panen dan upacara pertanian, kebudayaan masyarakat dan rasa kebersamaanya lambat laun hilang karena modernisasi tersebut