KEBIJAKAN KRATON YOGYAKARTA MENGHADAPI JEPANG TAHUN 1940-1945

Abstract

Kraton Yogyakarta di bawah Sri Sultan Hamengkubuwono IX mempunyai keinginan yang kuat untuk lepas dari penjajahan dan pengaruh Jepang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Kondisi Yogyakarta tahun 1940-1945; (2) Kraton Yogyakarta menghadapi Jepang tahun 1940-1942; (3) Implementasi kebijakan Kraton Yogyakarta tahun 1943-1945.

Tahapan penelitian ini menggunakan metode menurut Kuntowijoyo, yang terdiri atas 5 tahap, (1) pemilihan topik, yang berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual, (2) heuristik, yaitu dengan mengumpulkan sumber. Sumber primer peneliti menggunakan beberapa arsip yang berada di Perpustakaan Widyo Budoyo Kraton Yogyakarta, (3) kritik sumber, peneliti melakukan kritik ekstren dan intern, (4) interpretasi, peneliti menafsirkan fakta-fakta sejarah menjadi satu kesatuan yang utuh, (5) historiografi, peneliti melakukan penulisan sejarah.

Berdasarkan hasil kajian dan analisis menunjukkan bahwa: (1) Yogyakarta merupakan sebuah kerajaan yang berada di bawah pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang terikat dengan kontrak politik, kebijakan yang diambil oleh Kraton Yogyakarta harus sejalan dengan pemerintah Kolonial Hindia Belanda; (2) Kraton Yogyakarta mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi datangnya tentara Jepang yang mulai mengkawatirkan dengan melakukan serangan ke wilayah Hindia Belanda, kebijakan  juga diambil bila Yogyakarta diduduki. Berbagai upaya dan usaha juga dilakukan oleh Kraton Yogyakarta untuk membantu kebutuhan perang pemerintah Kolonial Hindia Belanda serta meyakinkan rakyat akan keadaan yang akan terjadi; (3) Tentara Jepang yang memasuki Yogyakarta tidak serta merta dilawan oleh Kraton Yogyakarta. Kraton Yogyakarta di bawah Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan perlawanan dengan strategi yang cerdik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk menghindari propaganda Jepang serta menyelamatkan rakyat dari kekejaman tentara Jepang yang mencoba menguras tenaga rakyat dan sumber daya alam.