PERANAN TNI-AD PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA II DI MAGELANG TAHUN 1948-1949

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) kondisi georafis, sosial-ekonomi, dan politik di Magelang menjelang Agresi Militer Belanda II; (2) proses berdirinya TNI-AD dan peranannya sebelum Agresi Militer Belanda II di Magelang; (3) peran dan strategi TNI dalam menghadapi Agresi Militer Belanda II di Magelang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang dirumuskan oleh Kuntowijoyo dengan lima tahapan penelitian yang harus dilalui. Tahap pertama, menentukan topik penelitian; tahap kedua, mengumpulkan sumber penulisan, baik sumber primer maupun sumber sekunder; tahap ketiga yaitu verifikasi atau kritik sumber; tahap keempat, menginterpretasikan sumber agar diperoleh fakta-fakta yang relevan dengan kajian ini; dan tahap kelima, proses penulisan sejarah atau historiografi.

Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) kondisi geografis di Magelang merupakan pegunungan dan perbukitan, maka tidak mengherankan jika wilayah ini menjadi pos-pos komando perang gerilya, kondisi social-ekonomi dan politik menjelang Agresi Militer Belanda II di Magelang tidak stabil dikarenakan Belanda masih menduduki sebagaian wilayah Indonesia termasuk Magelang(2) Berdirinya TNI sebagai alat negara bertugas menghadapi segala bentuk ancaman bagi Republik Indonesia seperti menghadapi pemberontakan PKI Madiun sebelum Agresi Militer Belanda II dan membentuk  pemerntahan Militer di Jawa guna menghadapi Agresi Militer Belanda II. (3) peran TNI serta Masyarakat mampu menahan perlawanan Belanda dan Strategi Wehrkreise ternyata mampu menahan segala gempuran pasukan Belanda serta dapat mengacaukan pasukan Belanda seperti pembumihangusan, penyerangan, dan aksi-aksi sabotase. Pada agresi militer II Belanda tidak mampu mengalahkan dan melumpuhkan Republik seutuhnya, karena TNI serta masyarakat bersatu dalam usaha mempertahankan kemerdekaan, serta saling bahu membahu demi tetap berdirinya Republik Indonesia