OPERASI PEMBERANTASAN KEJAHATAN (OPK) DAN PREMANISME DI YOGYAKARTA (1983-1985)

Abstract

Tahun 1983 muncul premanisme di Yogyakarta yang kemudian dilakukan Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) oleh Garnisun Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kondisi politik, sosial dan ekonomi pada masa Orde Baru tahun 1970-1982; (2) latar belakang premanisme di Yogyakarta pada tahun 1983-1985 saat terjadi OPK; (3) OPK dan Dampaknya di Yogyakarta pada tahun 1983-1985.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo, yaitu (1) pemilihan topik yang didasari oleh kedekatan emosional dan intelektual; (2) sumber primer melakukan wawancara dengan mantan gali yang menjadi target OPK; (3) kritik sumber dilakukan dengan kritik ekstern dan kritik intern; (4) interprestasi melakukan analisis dan sintesis yang bertujuan untuk menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan; (5) historiografi atau penulisan sejarah menekankan pada aspek kronologis.

Hasil penelitian; (1) tahun 1973 pemerintah Orde Baru membuat kebijakan fusi partai politik bertujuan menciptakan stabilitas politik yang kuat. Pembangunan Orde Baru berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama usaha mengendalikan tingkat inflasi. Hasil pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mensejahteraan kondisi sosial seluruh rakyat Indonesia; (2) premanisme di Yogyakarta pada tahun 1983-1985 dilatar belakangi banyak faktor, utamanya adalah masalah sosial dan ekonomi sehngga menimbulkan pengambilan sikap Kodim Yogyakarta melakukan operasi dengan nama OPK.; (3) OPK di Yogyakarta bertujuan memberantas preman yang meresahkan masyarakat. OPK berdampak positif bagi masyarakat Yogyakarta karena premanisme menurun drasitis dan berdampak negatif bagi para preman karena sulit mendapatkan pekerjaan.