PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN EKONOMI DI DESA SIDOLUHUR KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

Tri Novita Sari

Abstract


Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan persepsi orang tua tentang pernikahan dini ditinjau dari tingkat pendidikan dan mendeskripsikan persepsi orang tua tentang pernikahan dini ditinjau dari tingkat ekonomi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Persepsi orang tua tentang pernikahan dini ditinjau dari tingkat pendidikan memperoleh hasil bahwa orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan menengah sampai tinggi mempersepsikan pernikahan dini tidak seharusnya dilakukan karena dapat menghambat kesempatan anak untuk memperoleh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menghambat masa depan anak, Berbeda dengan persepsi orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan rendah mempersepsikan pernikahan dini lebih cenderung untuk mendukung, karena dengan wawasan dan pengalaman yang sempit, mereka hanya pasrah dengan apa yang sudah menimpa keluarganya, dan orang tua yang berpendidikan rendah pasca pernikahan tidak menuntut anaknya untuk kembali bersekolah untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. 2) Persepsi orang tua tentang pernikahan dini ditinjau dari tingkat ekonomi memperoleh hasil bahwa keadaan orang tua yang ekonominya menengah ke bawah lebih cenderung untuk menikahkan dini anaknya karena mereka pasrah dengan apa yang sudah menimpa anaknya, dan mereka berpendapat bahwa menikahkan dini anaknya akan menghindari pergaulan bebas.

 

Kata kunci : Persepsi, pernikahan dini, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi

 

Abstract

This research aimed to describe the parents’ perception of early-age marriage based on the level of education and economics. This was a qualitative descriptive research. The subjects of this research were parents whom their daughters married on early ages. They are WW, TT, BW, and ST. Interview was used to collect the data. The data analysis technique that used was Miles and Huberman’s interactive analysis. In addition, the data validation technique used is triangulation of resource and technique. The results show that: First, parents’ perception of the early-age marriage based on the education level shows that parents who have middle up to high background of education think that early-age marriage should not be done because it can inhibit the children’s opportunity on reaching higher education and future. This tipe of parents also ask their child to continue his/her education after marriage. On the other hand, parents who have low education background tend to support the early-age marriage. Because of the lack of knowledges and experiences, they just give up to what happened to their familly. Furthermore, they do not ask their child to continue his/her education after marriage. Second, parents’ perception of the early-age marriage based on the economic level shows that parents who have higher income tend to do the early-age marriage toward their child because they surrender to what their child received , and they argue that the early-age marriage can avoid a promiscuity.

 

Key Words: Perception, early-age marriage, education level, economics level


Full Text:

PDF

References


Aditya Dwi Hanggara. (2010). Studi kasus pengaruh budaya terhadap maraknya pernikahan dini di Kecamatan Gejugjati Pasuruan. Skripsi. Universitas Negeri Malang. (diakses pada tanggal 14 April 2019, Jam 10.00 WIB).

Aji. Anggoro. Menikah dini karena hamil duluan. https://radarjogja.jawapos.com/2018/11/ 16/menikah-dini-karena-hamil-duluan/ (diakses pada tanggal 12 Januari 2019

pukul 09.00 WIB)

BKKBN 2018. Banyak calon pasangan yang lebih memikirkan konsep pernikahan dibandingkan kehidupan pasca- pernikahan. Tersedia dalam www.bkkbn.go.id (diakses tanggal 12 Januari 2018 pukul 08.00 WIB).

Gunawan, N. E. (2020). When offense and mutual forgiveness collide yearly in indonesia: A qualitative study during Eid al-Fitr. ProGCouns: Journal of Professionals in Guidance and Counseling, 1(1).

Junaidi M., dkk.2019. Fenomena pernikahan dini di Desa Loloan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utama. Jurnal ilmu administrasi publik Vol 7 No 1 hal 34- 43. Diakses di https://journal.unimmat.ac.id/index.php/J IAP/article/view/774

Juspin, L., Ridwan T., Zulkifli A., Studi Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia Dini Pada Masyarakat Kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja. Makasar: Jurnal MKMI, vol 5 No. 4. Oktober 2009, hal 89-94.

Marzuki. (2005). Metodologi Riset. Yogyakarata: Ekonisia.

Miles, Matthew B dan A Michael Huberman Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber tentang Metode- metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, J Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung : Remaja Kosdakarya.

Nandang M. Ijun R. (2007). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menikah Muda Pada Wanita Dewasa Muda di Kelurahan Mekarsari. Bandung. Jurnal Kesehatan. STIKES A. Yani.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Silitonga. (1996). Psikologi terapan (mengupas dinamika kehidupan umat manusia. Yogyakarta : Darussalam Ofset.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Zai, F. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Dini pada Remaja di Indonesia. Vol 1 No. 2, Tahun 2010.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.