PENGARUH SISTEM TANAM PAKSA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN BATANG TAHUN 1830-1870

Aini Sa’diyah

Abstract


Krisis finansial Pemerintah Kolonial Belanda yang diakibatkan oleh Perang Jawa pada tahun 1825-1830 dan Perang Belgia tahun 1830-1831 telah mengakibatkan diberlakukannya sebuah kebijakan baru di Indonesia. Kebijakan tersebut adalah Sistem Tanam Paksa yang diterapkan oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch. Tujuan utama Sistem Tanam Paksa adalah meningkatan produksi tanaman ekspor kolonial. Rakyat kemudian diwajibkan untuk menanam tanaman ekspor pada sebagian tanah mereka dan kemudian hasilnya diserahkan kepada pemerintah sebagai pajak. Di Kabupaten Batang, Sistem Tanam Paksa telah dipraktekkan pada seluruh distrik, yaitu Distrik Batang, Masin, Sedayu, Subah, Kalisalak, dan Kebumen. Komoditas ekspor utama di wilayah tersebut adalah kopi, tebu, dan nila. Dalam pelaksanaannya, sistem tersebut telah mengalami berbagai penyimpangan yang sangat menyengsarakan rakyat. Tidak hanya kerja penanaman, rakyat juga dibebani dengan berbagai kerja wajib lain. Praktek kebijakan tersebut telah mengakibatkan kemiskinan masyarakat Kabupaten Batang, rotasi lahan sawah basah untuk tanaman ekspor nila dan tebu telah mengakibatkan penurunan peroduksi beras. Sebagai respon atas kebijakan tersebut, terdapat tiga gerakan protes yang telah dilakukan masyarakat Kabupaten Batang, yaitu demonstrasi oleh petani gula pada tahun 1842, demonstrasi oleh petani nila pada tahun 1847, dan gerakan sosial keagamaan yang berupa pelancaran kritik terhadap pemerintah kolonial maupun pejabat pribumi yang dilakukan oleh jama’ah Rifa’iyah pada sekitar tahun 1850-an.

 

Kata Kunci: Pengaruh, Sistem Tanam Paksa, Batang.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.