PROFIL AIR TERJUN CURUG DI DESA TEGALREJO KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SEBAGAI TUJUAN WISATA

Dwi Arini

Abstract


px; "> <Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi fisik dan non fisik di lingkungan Air terjun Curug (2) Upaya masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana (3) Potensi wisata Air terjun Curug (4) Peran serta masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air terjun Curug. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Air terjun Curug Desa Tegalrejo. Populasi penelitian ini yaitu populasi fisik berupa ketersediaan sarana dan prasarana di objek wisata, populasi non fisik adalah penduduk yang memanfaatkan adanya objek wisata ini untuk kegiatan ekonomi. Metode pengambilan data yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi fisik Desa Tegalrejo meliputi: kemiringan lereng antara 0% - 25%, ketinggian tempat 200 – 600 mdpl, penggunaan lahan berupa sawah, bangunan, hutan rakyat dan lahan kering, jenis tanah litosol dengan warna abuabu dan bertekstur lempungan, kondisi geologi berada di Formasi Kebobutak. Kondisi non fisik Desa Tegalrejo meliputi: penduduk laki-laki 51% dan penduduk perempuan 49%, agama yang dianut yaitu islam 99,66 % dan tingkat pendidikan berupa lulusan sekolah dasar (SD) 57,7 %, jumlah penduduk berada di jenjang umur 20 – 24 tahun 9,2%, mata pencaharian berupa buruh harian lepas 53,3%. (2) Upaya masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana yang diperlukan oleh wisatawan masih sangat minim. (3) Potensi wisata Air terjun Curug: Air terjun Curug memiliki ketinggian antara 10 – 20 meter. Kondisi airnya situasional terhadap musim, tidak ada kandungan zat berbahaya di air ini dan tidak pernah ada gangguan binatang buas. (4) Peran serta masyarakat dalam upaya pengembangan objek wisata meliputi: tingkat partisipasi dalam menjaga kelestarian alam tinggi, partisipasi dalam menyediakan atraksi guna mendukung kegiatan kepariwisataan masih minim, partisipasi masyarakat dalam menyediakan tempat parkir tinggi, partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan tinggi namun tingkat keamanan rendah, partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan wisatawan tinggi, keterlibatan masyarakat dalam upaya pengembangan rendah, pengembangan objek wisata menunggu pembebasan lahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dukungan penuh diberikan dari warga dalam pengembangan objek wisata berupa dukungan tenaga. Hambatan berupa hambatan alam seperti sering terjadi longsor dan adanya warga pendatang yang memiliki lahan di sekitar objek wisata ini. Solusi dengan mempertemukan antara pemilik lahan, warga, pemerintah desa dan pemerintah daerah

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Geo Educasia - S1