KETERLIBATAN ULAMA MUHAMMADIYAH DALAM REVOLUSI FISIK DI YOGYAKARTA TAHUN 1945-1949
Abstract
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia terjadi di
berbagai daerah salah satunya di Yogyakarta. Muhammadiyah sebagai organisasi
Islam turut serta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui
perjuangan para ulamanya. Askar Perang Sabil merupakan salah satu badan
perjuangan yang dibentuk oleh para ulama Muhammadiyah. Berita proklamasi
tersiar pertama kali di Yogyakarta melalui Kantor Domei Yogyakarta dan mendapat
respon dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII yang
menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Untuk melancarkan jalannya
pemerintah dibentuklah Komite Nasional Indonesia (KNI) dan KNI Daerah. Di
Yogyakarta terjadi beberapa peristiwa pada zaman pemerintahan Jepang seperti
peristiwa penyerbuan terhadap Gedung Agung dan Kota Baru. Ulama Muhammadiyah
turut andil dalam pembentukan Askar Perang Sabil (APS) dan Markas Ulama Askar
Perang Sabil (MUAPS) dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ulama
Muhammadiyah juga turut andil dalam Revolusi Fisik melawan Belanda. Pada
Agresi Militer I Ulama Muhammadiyah menerjunkan pasukan APS untuk pertama
kali ke front pertempuran yaitu daerah Mranggen dan Srondol. Pada Agresi Militer
II Ulama Muhammadiyah beserta pasukan APS dan TNI saling bekerjasama
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta. Banyak peristiwaperistiwa
penting yang terjadi pada masa ini, tidak hanya di Kota Yogyakarta tetapi
juga terjadi di daerah kabupaten-kabupaten di Yogyakarta seperti Bantul, Kulon Progo,
Gunung Kidul, dan Sleman. Puncak dari keikutsertaan Ulama Muhammadiyah dalam
Revolusi Fisik yaitu membantu TNI pada Serangan Umum 1 Maret dengan
tugas menghambat pasukan Belanda memasuki kota.
Kata Kunci: Ulama Muhammadiyah, Revolusi Fisik, Yogyakarta.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.