RESOLUSI JIHAD NU 1945 : PERAN ULAMA DAN SANTRI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN NKRI
Abstract
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan pengakuan kepada seluruh dunia bahwa telah
lahir sebuah negara baru yang diberi nama Indonesia. Dengan di proklamirkannya kemerdekaan
Indonesia bukan berarti negara ini sudah bersih dari penjajahan. Datangnya tentara sekutu
setelah kemerdekaan membuat kondisi Indonesia menjadi terganggung, apalagi ditambah
dengan kenyataan bahwa NICA turut membocengi ke dalam tentara sekutu. NICA inilah yang
menjadi gangguan terbesar Indonesia karena merekalah yang masih ingin menguasai Indonesia.
NICA atau pemerintah bentukan Belanda kembali ke Indonesia dasar utamanya masih bersifat
ekonomi, Belanda menganggap bahwa Indonesia tidak akan hidup jika tidak ada Belanda maka
dari alasan itulah Belanda kembali untuk menguasai Indonesia. Kedatangan sekutu dan NICA
kemudian mengundang bentrokan di berbagai daerah termasuk di Surabaya. Nahdlatul Ulama
sebagai organisasi Islam terbesar waktu itu juga turut khawatir dengan keadaan Indonesia,
maka untuk mengatasi hal tersebut para petinggi NU segera memanggil para konsul NU untuk
menentukan sikap menghadapi aksi yang dilakukan NICA yang membonceng Inggris.
Pertemuan para konsul berlangsung dua hari, 21-22 Oktober
1945, di kantor PBNU di Bubutan, Surabaya. Selain dihadiri para konsul NU se-Jawa dan
Madura, pertemuan juga dihadiri Panglima Hizbullah, Zainul Arifin. Rapat kemudian
menghasilkan satu keputusan dalam bentuk resolusi, yang kemudian diberi nama Resolusi
Jihad. Resolusi Jihad ini mewakili sikap sebagian besar bangsa Indonesia, bahwa tindakan
NICA dan Inggris merupakan tindakan yang telah melanggar kedaulatan negara dan agama,
maka dalam keadaan seperti ini umat Islam memiliki kewajiban untuk melakukan pembelaan.
Kewajiban melakukan pembelaan ini dilakukan para ulama dan santri dengan jihad fi sabilillah.
Hal tersebut sesuai dengan hukum yang terkandung dalam resolusi jihad yang mengharuskan
setiap orang untuk berperang dan sifat perang tersebut adalah jihad fisabilillah.
Kata Kunci: Resolusi Jihad, NU, Surabaya, Ulama dan Santri
lahir sebuah negara baru yang diberi nama Indonesia. Dengan di proklamirkannya kemerdekaan
Indonesia bukan berarti negara ini sudah bersih dari penjajahan. Datangnya tentara sekutu
setelah kemerdekaan membuat kondisi Indonesia menjadi terganggung, apalagi ditambah
dengan kenyataan bahwa NICA turut membocengi ke dalam tentara sekutu. NICA inilah yang
menjadi gangguan terbesar Indonesia karena merekalah yang masih ingin menguasai Indonesia.
NICA atau pemerintah bentukan Belanda kembali ke Indonesia dasar utamanya masih bersifat
ekonomi, Belanda menganggap bahwa Indonesia tidak akan hidup jika tidak ada Belanda maka
dari alasan itulah Belanda kembali untuk menguasai Indonesia. Kedatangan sekutu dan NICA
kemudian mengundang bentrokan di berbagai daerah termasuk di Surabaya. Nahdlatul Ulama
sebagai organisasi Islam terbesar waktu itu juga turut khawatir dengan keadaan Indonesia,
maka untuk mengatasi hal tersebut para petinggi NU segera memanggil para konsul NU untuk
menentukan sikap menghadapi aksi yang dilakukan NICA yang membonceng Inggris.
Pertemuan para konsul berlangsung dua hari, 21-22 Oktober
1945, di kantor PBNU di Bubutan, Surabaya. Selain dihadiri para konsul NU se-Jawa dan
Madura, pertemuan juga dihadiri Panglima Hizbullah, Zainul Arifin. Rapat kemudian
menghasilkan satu keputusan dalam bentuk resolusi, yang kemudian diberi nama Resolusi
Jihad. Resolusi Jihad ini mewakili sikap sebagian besar bangsa Indonesia, bahwa tindakan
NICA dan Inggris merupakan tindakan yang telah melanggar kedaulatan negara dan agama,
maka dalam keadaan seperti ini umat Islam memiliki kewajiban untuk melakukan pembelaan.
Kewajiban melakukan pembelaan ini dilakukan para ulama dan santri dengan jihad fi sabilillah.
Hal tersebut sesuai dengan hukum yang terkandung dalam resolusi jihad yang mengharuskan
setiap orang untuk berperang dan sifat perang tersebut adalah jihad fisabilillah.
Kata Kunci: Resolusi Jihad, NU, Surabaya, Ulama dan Santri
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.