PERSAINGAN ORGANISASI BURUH PELABUHAN DI SEMARANG TAHUN 1947-1965

Lela Fatmawati,

Abstract


Pada tahun 1946 Belanda kembali menguasai kota Semarang, saat itu juga
organisasi serikat buruh di pelabuhan mendapat kesempatan untuk aktif kembali,
hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan atas tenaga buruh untuk memulihkan
kembali pelabuhan Semarang pasca kependudukan Jepang. Ketika masa
pendudukan   Jepang   pelabuhan   mengalami   kelumpuhan   karena   terhentinya
kegiatan perdagangan dan terhentinya kegiatan para buruh. Pada tahun 1947 di
pelabuhan Semarang berdiri Gabungan Buruh Pelabuhan (GBP) yang netral dari
pengaruh politik, kemudian pada tahun 1948 berdirilah Serikat Buruh Pelabuhan
dan  Pelayaran  (SBPP)  yang  dinaungi  oleh  SOBSI.  Kedua  serikat  tersebut
berlomba  dalam  mendapatkan  pengaruh  para  buruh  di  pelabuhan.  Tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui perkembangan buruh pelabuhan di Semarang
pada masa revolusi dan persaingan organisasi buruh pelabuhan antara GBP dan
SBPP.
Penelitian ini menggunakan  metode penelitian sejarah kritis, yang meliputi
empat   tahap   yaitu   heuristik,   kritik  sumber,  interpretasi,   dan   historiografi.
Heuristik merupakan tahap pencarian dan pengumpulan data atau sumber-sumber
dan informasi yang relevan. Kritik sumber merupakan tahap untuk menguji
otentisitas  dan  kredibilitas  sumber-sumber  yang  diperoleh baik  dari  segi  fisik
maupun isi sumber guna menemukan fakta sejarah. Interpretasi merupakan tahap
untuk mencari keterkaitan makna yang berhubungan antara fakta sejarah yang
didapat sehingga peristiwa sejarah menjadi lebih bermakna. Historiografi
merupakan tahap penulisan yang menyampaikan sintesis dalam bentuk karya
sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buruh pelabuhan yang ada di
Semarang mempunyai peran penting bagi perekonomian di kota Semarang dan
sebagai bagian dari perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan pada masa revolusi. Buruh-buruh pelabuhan yang tergabung dalam
SBPP dan GBP tentunya mempunyai tujuan masing-masing dalam tiap aksi
gerakannya, SBPP yang dinaungi oleh SOBSI tentunya mempunyai tujuan lain
selain  memperjungkan  perbaikan  nasib  dari  para  buruh  yaitu  menularkan
pengaruh komunisnya. Seperti yang diketahui bahwa propaganda SBPP semakin
lama mengarah ke dalam ranah politik yang mengandung penghasutan kalangan
buruh terhadap para majikannya dan terhadap pemerintah. Tujuan lain GBP dari
aksi-aksi yang dipimpin oleh Ritonga yaitu mencari keuntungan ekonomis untuk
perusahaannya sendiri. Secara organisasi GBP memang bersifat netral dari pengaruh
organisasi politik, namun keberadaan para buruh ternyata lebih menjadi suatu alat
untuk menguntungkan perusahaannya.
Kata Kunci: Organisasi Buruh Pelabuhan, Persaingan, Semarang.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.