PERKEMBANGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT FRAMBOESIA DI YOGYAKARTA TAHUN 1946-1978
Abstract
Masyarakat Yogyakarta yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan lingkungan yang kurang bersih mengakibatkan tumbuhnya penyakit Framboesia yang menjadi musuh bagi penderita. Pemerintah melakukan upaya pemberantasan penyakit Framboesia di Yogyakarta pada tahun 1946-1978. Periode tahun 1946-1968 merupakan periode yang menunjukkan peningkatan penderita penyakit Framboesia yang signifikan. Faktor yang terlihat di sini karena lingkungan yang kumuh, kurangnya air bersih serta kemiskinan yang melanda para penduduk di pedesan khususnya wilayah Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tumbuh dan berkembangnya penyakit Framboesia yang terjadi di Yogyakarta dan upaya pemberantasannya oleh pemerintah serta dampak yang terjadi pada penderita.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit framboesia di Yogyakarta timbul karena lingkungan yang kurang bersih dan belum sadarnya masyarakat akan pentingnya kebersihan. Penyakit berawal dari gatal, bentol- bentol, membekas seperti luka bakar dan mengelupas. Pada awalnya pemberantasan ini dilakukan pada tahun 1946 dengan suntik obat penicilin saja, tetapi tidak memberikan hasil yang maksimal. Pemerintah melakukan upaya yang kedua pada tahun 1950 untuk memberantasan penyakit Framboesia dengan proses TCP yang diganti namanya tahun 1952 menjadi TCPS dengan program yang lebih sederhana. Pemerintah Indonesia melakukan pemberantasan ini dibantu oleh pihak WHO dan UNICEF. Pemberantasan ini diawali dengan sosialisasi terhadap masyarakat Yogyakarta dan mencari penderita yang terjangkit Framboesia. Tahap selanjutnya penderita diobati dengan melalui suntik penicillin dan neosalvarsan di klinik kesehatan, rumah sakit atau balai pengobatan. Pada tahun 1975 sudah mulai terlihat menurunnya angka penderita penyakit Framboesia dari 15% penderita menjadi 0,49%.
Kata Kunci :Framboesia, Pemberantasan, Yogyakarta
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.