PERKEBUNAN LADA DI BANTEN TAHUN 1805-1816

Hardiman Hardiman,

Abstract


ABSTRAK
PERKEBUNAN LADA DI BANTEN 1805-1816
Oleh: Hardiman
NIM. 11407144006
Kesultanan Banten merupakan salah satu wilayah penting penghasil lada. Lada pada saat itu merupakan rempah-rempah yang menjadi komoditas utama Kesultanan Banten di pasaran Internasional. Setelah bangsa asing mulai memasuki wilayah Banten, pengelolaan perkebunan lada mengikuti sistem dari bangsa asing yang menduduki wilayah Kesultanan Banten. Perkebunan lada di Banten mengalami pasang surut yang dikarenakan pengaruh pihak penjajah. Tujuan dari penulisan ini yaitu menguraikan kondisi umum Banten, menguraikan sistem perkebunan Banten pada tahun 1805-1816, serta menguraikan permasalahan perkebunan lada di Banten.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode sejarah kritis, dengan tahapan sebagai berikut heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi atau penulisan. Heuristik merupakan pencarian sumber-sumber primer maupun sekunder. Kritik sumber merupakan suatu pengujian sumber dan menganalisis secara kritis mengenai keotentikan dan kredibilitas sumber-sumber yang telah dikumpulkan. Interpretasi yaitu penafsiran fakta-fakta yang diperoleh dan menghubungkan fakta-fakta yang terkait sehingga menjadi bermakna. Historiografi adalah penulisan hasil penelitian dalam bentuk karya tulis sejarah.
Banten merupakan wilayah yang terletak di paling ujung Pulau Jawa. Komoditas utama di Banten yaitu lada, kopi, dan padi. Perkebunan lada tidak bisa terlepas dari pihak barat, seperti VOC, Belanda dan Inggris. Ketika VOC berada di Banten, semula hanya sebagai kongsi dagang, akan tetapi semakin lama VOC mendapatkan hak monopoli perdagangan lada di Banten yang semula di pegang oleh pihak kesultanan. Berbeda halnya dengan ketika Pemerintahan Belanda, Daendels menerapkan sistem pemungutan paksa terhadap hasil perkebunan dan juga menerapkan kerja rodi untuk pembangunan. Dilanjutkan dengan Inggris, Raffles merubah pemungutan paksa dan kerja paksa, kemudian digantikan dengan kebebasan dalam menanam serta mengganti sistem administrasi yang baru. Perkebunan lada pada masa Belanda dan Inggris mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi lada dikarenakan adanya pergantian kekuasaan politik dari Belanda ke Inggris yang mengganti komoditas utama dari lada menjadi kopi, dan disebabkan kondisi tanah yang digunakan untuk menanam lada mengalami kerusakan dan tidak bisa dipakai untuk menanam lada.

Full Text:

PDF PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.