DINAMIKA SANGGARBAMBU DALAM SENI RUPA INDONESIA TAHUN1959-1965

Athif Thitah Amithuhu,

Abstract


Seni sebagai suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan perasaan-perasaan
kepada orang-orang lain atas respon suatu peristiwa atau kejadian  melalui perantara
tanda-tanda. Peristiwa kebudayaan tahun 1950an mencatat adanya dua kubu yang
menjadi arus utama dikalangan satrawan-perupa yaitu: aliran universalisme atau
humanisme universal dan aliran realisme sosialis. Keadaan politik membuat organisasi
seni/ sanggar menjadi arena perebutan pengaruh politik. Sanggarbambu memilih jalan
“non politik” dengan tetap berpegang ideologi Pancasila, memberikan dampak bagi
keberlangsungan kegiatan dan anggotanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran
dan dampak perupa Sanggarbambu dalam perkembangan seni rupa Indonesia tahun 19591965.

Keberadaan Sanggarbambu menjadi tempat untuk berkumpul bagi sastrawan dan
perupa yang ingin belajar seni tanpa terpengaruh ataupun dipengaruhi oleh partai politik.
Sanggarbambu telah menjadi oase baru ditengah kekeringan seni dengan mengedepankan
semangat persatuan sebagai sesama warga negara Indonesia. Perpupa Sanggarbambu
telah masuk dalam kehidupan rakyat secara luas terlebih dengan kegiatan pameran
keliling. Karya-karya Sanggarbambu berdampak pada gaya yang menjadi ciri dan muncul
dalam perkembangan seni rupa Indonesia. Sanggarbambu juga berperan untuk
mendukung dan memupuk semangat nasionalisme bagi warga negara Indonesia.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.