KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR PELABUHAN AIR BANGIS SUMATERA BARAT 1880-1930
Abstract
Pelabuhan Air Bangis sempat dijadikan sebagai pusat kegiatan perniagaan maritim di Pantai
Barat Sumatera dan mengalami masa kejayaan pada tahun 1839-1870. Pelabuhan ini mengalami
kemunduran pada tahun 1880. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat pesisir
dan hinterland Pelabuhan Air Bangis dalam kurun waktu 1880-1930. Pelabuhan Air Bangis
mengalami perkembangan yang pesat sejak dibuka sebagai pelabuhan besar pada tahun 1839. Sejak
tahun 1839 hingga tahun 1870 Pelabuhan Air Bangis menjadi primadona di kawasan Pantai Barat
Sumatera. Pelabuhan Air Bangis mengalami kemunduran pada tahun 1880 yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu kebijakan pemerintah, pembangunan jalur darat, masalah kesehatan, dan
perkembangan Pantai Timur Sumatera. Peran pelabuhan telah berganti menjadi pelabuhan transit dan
tidak lagi melayani ekspor-impor. Masyarakat di pesisir dan hinterland Air Bangis menggantungkan
perekonomiannya dengan berdagang bersama penduduk dari pulau-pulau luar di sekitar pelabuhan.
Tahun 1920 orang-orang Jepang mulai berdatangan dan menetap di sekitar Pelabuhan Air Bangis,
sebagian dari mereka mendirikan toko-toko kelontong, membuka jasa seperti jasa asuransi, tukang
gigi, dan yang lainnya berdagang dengan mendatangi rumah-rumah penduduk di kawasan pesisir.
Kegiatan perniagaan bersama orang-orang Jepang tidak bertahan lama dan pada masa depresi ekonomi
sebagian dari mereka mulai kembali ke Jepang.
Barat Sumatera dan mengalami masa kejayaan pada tahun 1839-1870. Pelabuhan ini mengalami
kemunduran pada tahun 1880. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat pesisir
dan hinterland Pelabuhan Air Bangis dalam kurun waktu 1880-1930. Pelabuhan Air Bangis
mengalami perkembangan yang pesat sejak dibuka sebagai pelabuhan besar pada tahun 1839. Sejak
tahun 1839 hingga tahun 1870 Pelabuhan Air Bangis menjadi primadona di kawasan Pantai Barat
Sumatera. Pelabuhan Air Bangis mengalami kemunduran pada tahun 1880 yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu kebijakan pemerintah, pembangunan jalur darat, masalah kesehatan, dan
perkembangan Pantai Timur Sumatera. Peran pelabuhan telah berganti menjadi pelabuhan transit dan
tidak lagi melayani ekspor-impor. Masyarakat di pesisir dan hinterland Air Bangis menggantungkan
perekonomiannya dengan berdagang bersama penduduk dari pulau-pulau luar di sekitar pelabuhan.
Tahun 1920 orang-orang Jepang mulai berdatangan dan menetap di sekitar Pelabuhan Air Bangis,
sebagian dari mereka mendirikan toko-toko kelontong, membuka jasa seperti jasa asuransi, tukang
gigi, dan yang lainnya berdagang dengan mendatangi rumah-rumah penduduk di kawasan pesisir.
Kegiatan perniagaan bersama orang-orang Jepang tidak bertahan lama dan pada masa depresi ekonomi
sebagian dari mereka mulai kembali ke Jepang.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.