SEKOLAH TENUN DI KOTA SURABAYA TAHUN 1929-1942

Mohammad Samsul Arifin,

Abstract


Berlakunya Politik Etis oleh Pemerintah Hindia-Belanda telah memberikan dampak yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Dampak yang ditimbulkan yaitu munculnya golongan terpelajar dengan mendirikan organisasi sosial-budaya. Salah satunya adalah Perhimpunan Putri Budi Sejati yang memiliki kursus untuk kaum perempuan seperti menenun. Pada akhirnya didirikan Sekolah Tenun di Kota Surabaya oleh Perhimpunan Putri Budi Sejati yang bekerjasama dengan organisasi Indonesische Studieclub. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keadaan Kota Surabaya pada awal abad ke-20, perkembangan Sekolah Tenun di Kota Surabaya dan pengaruhnya dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi Kota Surabaya pada awal abad ke-20 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Berbagai pembangunan infrastruktur fasilitas umum dan pendidikan mengalami kemajuan. Munculnya pendidikan Sekolah Tenun di Kota Surabaya berawal dari adanya kondisi perusahaan tenun dan kerajinan tenun yang memprihatinkan. Tujuan didirikannya sekolah tersebut adalah diharapkan lulusannya akan kembali ke daerah asal untuk mengajarkan tentang tenun kepada masyarakat. Dalam perkembangannya, Sekolah Tenun mendapatkan respon yang baik dari masyarakat dengan banyaknya permintaan untuk menjadi murid. Namun, keberadaan Sekolah Tenun tidaklah berlangsung lama. Masuknya Pemerintahan Jepang tahun 1942 di Kota Surabaya menyebabkan organisasi berhaluan politik, sosial ataupun ekonomi dibubarkan, sehingga membuat Sekolah Tenun juga mengalami pembubaran. Pengaruh berdirinya Sekolah Tenun diantaranya yaitu meningkatnya status sosial para lulusan Sekolah Tenun, meluasnya lapangan pekerjaan dan semakin berkembangnya budaya tenun dengan didirikan Sekolah Tenun di wilayah lain.

 

Kata Kunci: Sekolah, Tenun, Kota Surabaya


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.