KONDISI SOSIAL EKONOMI PENGRAJIN GULA SEMUT DI DESA HARGOREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULONPROGO
Abstract
; "> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor produksi yang terkait dengan proses produksi industri gula semut; (2) Kondisi sosial ekonomi pengrajin industri gula semut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan analisis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 31 pengrajin industri gula semut di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu pemeriksaan data
(editing), pemberian kode (coding), dan tabulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan analisis kuantitatif dengan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor produksi yang terkait dengan industri gula semut meliputi a) modal: 41,93% pengrajin gula semut modal awal berasal dari modal sendiri+pinjaman, 48,39% pengrajin gula semut membutuhkan modal awal < Rp. 2.000.000,- , b) bahan baku: 61,29% pengrajin memperoleh bahan baku dari penderes di Desa Hargorejo, c) tenaga kerja: 52,61% pengrajin gula semut memiliki 2-3 tenaga kerja, dengan sistem pembayaran upah harian, d) pemasaran: dilakukan dengan mengumpulkan hasil produksi di Kelompok Usaha Bersama, wilayah pemasaran DIY, Solo, Semarang, Jepang dan Korea Selatan, intensitas penjualan satu kali sebulan, e) transportasi: alat transportasi yang digunakan adalah mobil dan motor, f) sumber energi: 64,52% pengrajin gula semut menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi; (2) Kondisi sosial ekonomi pengrajin gula semut, a) kondisi demografis, 1) 51,61% pengrajin industri gula semut berumur 30-39 tahun, 2) jenis kelamin pengrajin gula semut 67,74% adalah laki-laki, 3) jumlah anggota rumah tangga : 54,84% rumah tangga pengrajin gula semut memiliki 3-4 anggota rumah tangga dalam satu keluarga, b) kondisi kesehatan pengrajin gula semut : 54,54% pengrajin gula semut rawan terkena pegel linu, c) kondisi tempat tinggal pengrajin gula semut : 61,29% tergolong kualitas sedang, d) kondisi Pendidikan, 1) pendidikan pengrajin gula semut : 38,71% tamat SMP, 2) harapan pengrajin gula semut terhadap pendidikan anak : 38,71% supaya anak pengrajin mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi, 3) jumlah anggota rumah tangga yang masih sekolah sekolah : 41,93% mempunyai 1 anggota rumah tangga sekolah dan 38,71% masih pada jenjang SD, e) pendapatan total rumah tangga : 48,39% memiliki pendapatan total Rp. 2.000.000,- – Rp 3.500.000,-, f) pengeluaran rumah tangga : 48,38% pengrajin gula semut sebesar Rp. 350.000,- – R.600.000,-, g) kepemilikan barang berharga pengrajin gula semut : tergolong sedang yaitu sebesar 54,84%, h) indeks sosial ekonomi pengrajin gula semut : 54,84% termasuk dalam status kondisi sosial ekonomi sedang.
(editing), pemberian kode (coding), dan tabulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan analisis kuantitatif dengan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor produksi yang terkait dengan industri gula semut meliputi a) modal: 41,93% pengrajin gula semut modal awal berasal dari modal sendiri+pinjaman, 48,39% pengrajin gula semut membutuhkan modal awal < Rp. 2.000.000,- , b) bahan baku: 61,29% pengrajin memperoleh bahan baku dari penderes di Desa Hargorejo, c) tenaga kerja: 52,61% pengrajin gula semut memiliki 2-3 tenaga kerja, dengan sistem pembayaran upah harian, d) pemasaran: dilakukan dengan mengumpulkan hasil produksi di Kelompok Usaha Bersama, wilayah pemasaran DIY, Solo, Semarang, Jepang dan Korea Selatan, intensitas penjualan satu kali sebulan, e) transportasi: alat transportasi yang digunakan adalah mobil dan motor, f) sumber energi: 64,52% pengrajin gula semut menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi; (2) Kondisi sosial ekonomi pengrajin gula semut, a) kondisi demografis, 1) 51,61% pengrajin industri gula semut berumur 30-39 tahun, 2) jenis kelamin pengrajin gula semut 67,74% adalah laki-laki, 3) jumlah anggota rumah tangga : 54,84% rumah tangga pengrajin gula semut memiliki 3-4 anggota rumah tangga dalam satu keluarga, b) kondisi kesehatan pengrajin gula semut : 54,54% pengrajin gula semut rawan terkena pegel linu, c) kondisi tempat tinggal pengrajin gula semut : 61,29% tergolong kualitas sedang, d) kondisi Pendidikan, 1) pendidikan pengrajin gula semut : 38,71% tamat SMP, 2) harapan pengrajin gula semut terhadap pendidikan anak : 38,71% supaya anak pengrajin mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi, 3) jumlah anggota rumah tangga yang masih sekolah sekolah : 41,93% mempunyai 1 anggota rumah tangga sekolah dan 38,71% masih pada jenjang SD, e) pendapatan total rumah tangga : 48,39% memiliki pendapatan total Rp. 2.000.000,- – Rp 3.500.000,-, f) pengeluaran rumah tangga : 48,38% pengrajin gula semut sebesar Rp. 350.000,- – R.600.000,-, g) kepemilikan barang berharga pengrajin gula semut : tergolong sedang yaitu sebesar 54,84%, h) indeks sosial ekonomi pengrajin gula semut : 54,84% termasuk dalam status kondisi sosial ekonomi sedang.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Geo Educasia - S1