KAJIAN LAHAN KRITIS DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
Abstract
"> Meningkatnya kebutuhan akan lahan berbanding terbalik dengan sumberdaya lahan yang terbatas dan
tidak mengalami pertambahan, baik secara luas maupun kemampuannya. Kondisi tersebut memaksa manusia
memanfaatkan lahan tanpa memperhatikan penggunaan, pengelolaan, dan fungsi kawasan yang telah
disyaratkan. Kecamatan Pakem merupakan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis kabupaten yang
memiliki fungsi penting bagi lingkungan dan sekitarnya, maka dari itu diperlukan adanya kajian mengenai
lahan kritis pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) informasi luasan dan tingkat
kekritisan lahan di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman (2) pola sebaran spasial (spatial distribution) lahan
kritis di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Variabel penentu lahan kritis yang digunakan berdasarkan
Permenhut Nomor P.32/Menhut-II/2009, meliputi: penutup lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi,
produktivitas lahan, dan manajemen lahan. Data yang digunakan yaitu citra Landsat 8 dan data sekunder.
Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis spasial dan analisis atribut. Analisis spasial yang digunakan
yaitu klasifikasi (reclassify) berupa pengharkatan dengan pendekatan kuantitatif berjenjang, overlay, dan
analisis tetangga terdekat (Nearest- Neighbour) untuk pola sebaran lahan kritis. Analisis atribut yang
dilakukan yaitu meliputi pembuatan basisdata baru dan editing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Tingkat kekritisan lahan sangat kritis di Kecamatan pakem seluas 550, 46 ha (10,43 %), kelas lahan kritis
sebesar 931,07 ha (17,65 %), kelas lahan agak kritis sebesar 1104,26 ha (20,92 %), kelas lahan potensial kritis
sebesar 823,21 ha (15,61 %), dan kelas lahan tidak kritis sebesar 1867 ha (35,39 %). Kelas lahan kritis paling
luas berada di Desa Hargobinangun seluas 534,69 ha. Kelas lahan agak kritis paling luas berada di Desa
Hargobinangun sebesar 905,53 ha. Kelas lahan potensial kritis paling luas sebesar 534,69 ha yang berada di
Desa Hargobinangun. Lahan tidak kritis terbesar berada di Desa Purwobinangun seluas 534,40 ha. (2)
Berdasarkan analisis spasial tetangga terdekat (Nearest – Neighbour) diketahui bahwa pola sebaran lahan
kritis di Kecamatan Pakem yaitu clustered atau mengelompok, dengan nilai T sebesar 0,59
tidak mengalami pertambahan, baik secara luas maupun kemampuannya. Kondisi tersebut memaksa manusia
memanfaatkan lahan tanpa memperhatikan penggunaan, pengelolaan, dan fungsi kawasan yang telah
disyaratkan. Kecamatan Pakem merupakan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis kabupaten yang
memiliki fungsi penting bagi lingkungan dan sekitarnya, maka dari itu diperlukan adanya kajian mengenai
lahan kritis pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) informasi luasan dan tingkat
kekritisan lahan di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman (2) pola sebaran spasial (spatial distribution) lahan
kritis di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Variabel penentu lahan kritis yang digunakan berdasarkan
Permenhut Nomor P.32/Menhut-II/2009, meliputi: penutup lahan, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi,
produktivitas lahan, dan manajemen lahan. Data yang digunakan yaitu citra Landsat 8 dan data sekunder.
Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis spasial dan analisis atribut. Analisis spasial yang digunakan
yaitu klasifikasi (reclassify) berupa pengharkatan dengan pendekatan kuantitatif berjenjang, overlay, dan
analisis tetangga terdekat (Nearest- Neighbour) untuk pola sebaran lahan kritis. Analisis atribut yang
dilakukan yaitu meliputi pembuatan basisdata baru dan editing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Tingkat kekritisan lahan sangat kritis di Kecamatan pakem seluas 550, 46 ha (10,43 %), kelas lahan kritis
sebesar 931,07 ha (17,65 %), kelas lahan agak kritis sebesar 1104,26 ha (20,92 %), kelas lahan potensial kritis
sebesar 823,21 ha (15,61 %), dan kelas lahan tidak kritis sebesar 1867 ha (35,39 %). Kelas lahan kritis paling
luas berada di Desa Hargobinangun seluas 534,69 ha. Kelas lahan agak kritis paling luas berada di Desa
Hargobinangun sebesar 905,53 ha. Kelas lahan potensial kritis paling luas sebesar 534,69 ha yang berada di
Desa Hargobinangun. Lahan tidak kritis terbesar berada di Desa Purwobinangun seluas 534,40 ha. (2)
Berdasarkan analisis spasial tetangga terdekat (Nearest – Neighbour) diketahui bahwa pola sebaran lahan
kritis di Kecamatan Pakem yaitu clustered atau mengelompok, dengan nilai T sebesar 0,59
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Geo Educasia - S1