STUDI KOMPARASI USAHA TANI CABAI PADA PERTANIAN LAHAN KERING DI DESA PAGERGUNUNG DAN DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Ririn Aldino Puspasari,

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan: (1) Kesesuaian kondisi fisik
kedua daerah penelitian untuk tanaman cabai, (2) Faktor non fisik dalam usaha tani cabai di kedua
daerah penelitian, (3) Pengelolaan usaha tani cabai di kedua daerah penelitian, (4) Hambatan dan
solusi dalam usaha tani cabai di kedua daerah penelitian, (5) Produktivitas dan pendapatan bersih
usaha tani cabai di kedua daerah penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan komparatif. Populasi
penelitian terdiri atas populasi fisik yaitu seluruh lahan kering yang ditanami cabai di Desa
Pagergunung seluas 124,80 hektar dan di Desa Gondosuli seluas 31,50 hektar serta populasi non fisik
yaitu seluruh kepala rumah tangga petani cabai lahan kering di kedua daerah penelitian yang
berjumlah 1.319 kepala rumah tangga. Ukuran sampel penelitian sebanyak 93 orang ditentukan
dengan rumus Slovin selanjutnya sampel masing-masing daerah penelitian ditentukan dengan teknik
proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan lembar observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan komparatif berdasarkan data kuantitatif
atas persentase jawaban responden yaitu kepala rumah tangga petani cabai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kondisi fisik Desa Pagergunung kurang sesuai
untuk tanaman cabai karena adanya faktor pembatas iklim (curah hujan dan suhu udara) dan topografi
(ketinggian tempat dan kemiringan lereng) sedangkan kondisi fisik Desa Gondosuli cukup sesuai
untuk tanaman cabai dengan faktor pembatas iklim (curah hujan dan suhu udara), (2) Faktor non fisik
dalam usaha tani cabai: (a) Modal di Desa Pagergunung lebih besar, (b) Tenaga kerja yang
dibutuhkan di Desa Pagergunung lebih banyak, (c) Pemasaran di Desa Pagergunung sebagian besar
melalui tengkulak sedangkan di Desa Gondosuli sebagian besar dijual sendiri, (d) Teknologi yang
digunakan di kedua daerah penelitian masih sederhana, (e) Penyuluhan di kedua daerah penelitian
rutin dilakukan dengan frekuensi yang berbeda, (f) Jenis transportasi yang paling banyak digunakan di
kedua daerah penelitian adalah sepeda motor, (3) Pengelolaan usaha tani cabai di Desa Gondosuli
lebih baik daripada di Desa Pagergunung, (4) Hambatan dan solusi dalam usaha tani cabai: (a)
Hambatan fisik, hambatan non fisik, maupun hambatan dalam pengelolaan lebih banyak dialami
petani cabai Desa Pagergunung, (b) Solusinya yaitu memperbaiki sistem drainase, meminjam modal
kepada tengkulak, dan merawat tanaman cabai dengan lebih intensif, (5) Produktivitas dan
pendapatan bersih: produktivitas dan pendapatan bersih usaha tani cabai di Desa Gondosuli lebih
tinggi

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Geo Educasia - S1