PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KULIT DUKU (Lansium Domesticum) TERHADAP KETUAAN DAN KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA PENCELUPAN KAIN SUTERA MENGGUNAKAN FIKSATOR TAWAS

Ines Kumara, , Indonesia
Widihastuti Widihastuti, , Indonesia

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ketuaan dan ketahanan luntur warna ditinjau dari pencucian sabun dan gosokan kering hasil pencelupan kain sutera pada 3 konsentrasi ekstrak kulit duku yang berbeda menggunakan fiksator tawas. (2) pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kulit duku terhadap ketuaan dan ketahanan luntur warna ditinjau dari pencucian sabun dan gosokan kering hasil pencelupan kain sutera menggunakan fiksator tawas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen murni dengan desain faktorial 3x1. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengujian ketuaan dan ketahanan luntur warna yang dilakukan oleh tim penguji laboratorium evaluasi tekstil UII berdasarkan SNI ISO 105- J03:2015. Analisis data yang digunakan adalah analisis data dekriptif serta uji hipotesis menggunakan one way anova. Hasil penelitian ini menunjukan: (1) hasil pencelupan kain sutera pada 3 konsentrasi ekstrak kulit duku yang berbeda menggunakan fiksator tawas menunjukan nilai rata-rata ketuaan warna (R%) pada konsentrasi 1 sebesar 84,5, konsentrasi 2 sebesar 89,28 dan konsentrasi 3 sebesar 90,1, ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun menunjukan nilai rata-rata yang sama antara konsentrasi 1, 2 dan 3 yaitu sebesar 2,5 kategori kurang dan ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering menunjukan nilai rata-rata konsentrasi 1 dan 2 sebesar 4,5 kategori baik, serta konsentrasi 3 sebesar 4,6 kategori baik. (2) Tidak ada pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kulit duku terhadap ketuaan dan ketahanan luntur warna ditinjau dari pencucian sabun dan gosokan kering hasil pencelupan kain sutera menggunakan fiksator tawas.

Keywords


Kulit Duku; Ketuaan Warna; Ketahanan luntur warna Warna; Sutera; Tawas

Full Text:

PDF

References


Ahmad Shafwan S. (2014). Pengaruh Fiksasi terhadap Ketuaan Warna Dengan menggunakan Pewarna Alami Batik dari Limbah Mangrove. Medan:UNM.

Azizah, Wahidatun Nurul (2018). Pengaruh Jenis Zat Fiksasi Terhadap Kualitas Pewarnaan Pada Kain Mori Primissima Dengan Zat Warna Euphorbia. Yogyakarta : UNY.

Darmadi, dkk. (2018). Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kulit Duku (Lansium Domesticum Corr) sebagai Pedikulosida Alami. Pekanbaru:

Prosiding Seminar Nasional Fisika Universitas Riau ke-3 2018.

Emy Budiastuti dan Kapti Asiatun. (2007). “Kualitas Acasia nilotical (Daun Oncit) Sebagai Pewarna Kain Sutera”. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Fitrihana, Noor. (2007). Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman di Sekitar Untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Jurusan PKK FT UNY.

H.MJ. Lemmens dan N Wulijarni-Soetjipto. (1999). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara, No 3 “Tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin”. Jakarta : Balai Pustaka.

Isminingsih (1978), Pengantar Kimia Zat Warna. STTT, bandung.

Istinharoh, St (2013). Pengantar Ilmu Tekstil 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Jalaluddin (2005). Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Aluminium Sulfat dengan Metode Adsorpsi. Jurnal Sistem Teknik Industri.Vol 6 Hal 71

Kant, R. 2012. Textile Dyeing Industry an Environmental Hazard. Open Access journal Natural Science, 4(1), Aticle ID :17027, 5 pages.

Kartina, B., Ashar, T., dan Hasan, W. 2013.

Karakteristik Pedagang, Sanitasi dan Analisa Kandungan Rhodamin B pada Bumbu Cabai Giling di Pasar

Tradisional Kecamatan Medan Baru Tahun 2012. Lingkungan dan Kesehatan Kerja.

Maghfiroh, Lailatul. (2020). Kualitas Hasil Pencelupan Kain Mori Primisima Menggunakan Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Maryati Abd Gafur, I. I. (2011). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Jamblang (Syzygium cumini).

Maulana, P. A. (2013). Pewarna Alami Batik Dari Kulit Soga Tingi (Ceriops Tagal) dengan Metode Ekstraksi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1-6.

Mayanti, Tri. (2009). Kandungan Kimia Dan Bioaktivitas Tanaman Duku. Bandung: UNPAD Press.

Muhamad, D. V. (2018). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Terhadap Merek Fast Fashion di Indonesia. Jurnal Pemasaran, 2-3, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Paryanto, Purwanto, A., Kwartiningsih, E., dan Mastuti, E. (2012). Pembuatan Zat warna Alami dalam Bentuk Serbuk untuk Mendukung Industri Batik di Indonesia. Jurnal Rekayasa Proses.

Pujilestari, Titiek. (2015). Sumber dan Pemanfaatan Zat pewarna alam untuk Keperluan Industri. Yogyakarta: Balai Besar Kerajinan dan Batik.

Pujilestari, Titiek. (2014). Pengaruh Ekstraksi Zat pewarna alam dan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Kain Batik Katun. Dinamika Kerajinan dan Batik,Vol.31.

Purwanto. (2018). Hasil Uji Beda Warna Bahan Alami Sebagai Salah Satu

Alternatif Pewarnaan pada Bahan Kain Batik. Yogyakarta: Program Studi Desain Produk, Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Kristen Duta Wacana

Rungruangkitkrail, N., Mongkholrattanasi, (2012). Eco-Friendly of Textiles Dyieng and Printing with Natural Dyes. RMUTP International Conference;Textils & Fashion.

Bangkok.

Sancaya Rini, I. S. (2011). Pesona Warna Alami Indonesia. Jakarta: Yayasan Keanakaragaman Hayati Indonesia.

Suarsa, I.W.,Suarya, P., dan Kurniawati, I. (2011). Optimasi Jenis Pelarut dalam Ekstraksi Zat pewarna alam Dari Batang Pisang Kepok (Musa Paradiasiaca L. cv kepok ) dan Batang Pisang Susu ( Musa paradiasiaca L. cv susu).Journal of Chemistry.

Sugito, Z. N. (2019). Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Kualitas Warna Kain Batik Menggunakan Zat Warna Kulit Manggis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan dan Pencapan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan dan Pencapan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan dan Pencapan Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Thio, Alex. (1987). Sociology (An Introduction). New York: Westvie

Trisnawati, Tri Yulia. (2011). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi. Semarang: Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.

Widihastuti. (2006). Pengaruh Metode Pencelupan dan Jenis Zat Fiksasi pada Proses Pencelupan Kain Sutera Menggunakan Ekstrak Warna Daun Alpukat (Persea Americana Miller) Terhadap Kualitas Warna Hasil pencelupan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Widihastuti. (2014). Bahan Ajar Teknologi Pencelupan Bahan Tekstil.

Yernisa, dkk.( 2013). Aplikasi Pewarna

Bubuk Alami dari Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) pada Pewarnaan Sabun Transparan. Jurnal Teknologi

Industri Pertanian, 23 (3): 190-198.

Yonanda, D. A. (2019). Pengaruh Jenis Zat

Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur

Warna pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Zulmi, Yuliya. 2016. Pengaruh

Pengulangan Pencelupan terhadap

Hasil Warna Bahan Sutera dengan Ekstrak Batang Pisang Kepok (Musa Paradiasiaca L. Cv Kepok). Padang: Universitas Negeri Padang.




DOI: https://doi.org/10.21831/teknik%20busana.v11i2.19555

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Fesyen: Pendidikan dan Teknologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.