ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM TUTURAN CERITA BAHASA INDONESIA PADA ANAK SD

reni marlinda kusumawardani,

Abstract


   Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk alih kode dalam tuturan cerita bahasa Indonesia anak SD, (2) menjelaskan faktor yang meletarbelakangi terjadinya alih kode, (3) mendeskripsikan bentuk campur kode dalam tuturan cerita bahasa Indonesia anak SD, dan (4) menjelaskan faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh menggunakan dua metode, yaitu metode simak dan cakap. Teknik pada metode simak yang digunakan adalah teknik simak libat cakap (SLC). Teknik pada metode cakap yang digunakan adalah teknik pancing, cakap semuka (CS) dan diiringi teknik rekam. Data dianalisis menggunakan metode padan pragmatis dan metode agih. Teknik pada metode padan pragmatis dan agih yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung (BUL). Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bentuk alih kode yang ditemukan dalam tuturan cerita bahasa Indonesia anak SD adalah alih kode internal, sedangkan bentuk alih kode eksternal tidak ditemukan. Bentuk  alih kode internal yang ditemukan adalah bahasa Jawa-bahasa Indoensia (BJ-BI), bahasa Indonesia-bahasa Jawa (BI-BJ), dan bahasa Indonesia-bahasa Jawa-bahasa Indonesia (BI-BJ-BI). Kedua, faktor penyebab terjadinya alih kode internal adalah faktor penutur atau pembicara dan faktor hadirnya orang ketiga. Ketiga, bentuk campur kode yang ditemukan dalam tuturan cerita bahasa Indonesia pada anak SD ada dua, yaitu bentuk campur kode internal dan bentuk campur kode eksternal. Campur kode internal dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu kata tunggal, kata ulang, dan frasa. Serpihan kata tunggal yang ditemukan adalah nomina, verba, adverbia, adjektiva, numeralia, dan kata tugas (preposisi dan konjungsi). Serpihan kata ulang yang ditemukan adalah adjektiva, verba, adverbia, dan nomina. Serpihan frasa yang ditemukan adalah nomina, verba, adjektiva, numeralia, dan preposisi. Campur kode eksternal dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu kata tunggal, kata ulang, dan frasa. Pada campur kode eksternal serpihan kata tunggal  yang ditemukan adalah nomina dan verba. Serpihan frasa yang ditemukan hanya nomina. Serpihan kata ulang yang ditemukan hanya verba. Keempat, faktor penyebab terjadinya campur kode internal dan eksternal, yaitu (1) identifikasi peranan, (2) identifikasi ragam, dan (3) keinginan untuk  menjelaskan.

 

Kata kunci : alih kode, campur kode, tuturan cerita anak SD

 


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.