REALITAS KEMATIAN DALAM NOVEL SIMPLE MIRACLES KARYA AYU UTAMI
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud realitas kematian, wujud kebudayaan
Jawa, wujud ajaran Katolik, serta pandangan filsafat eksistensialisme terkait kematian dalam novel
Simple Miracles karya Ayu Utami. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
dengan teknik pengumpulan data baca dan catat. Hasil penelitian menunjukkan (1) wujud realitas
kematian antara lain kematian tokoh, bayangan kematian, ritus kematian, makna kematian, doa,
arwah, dan tempat yang berhubungan dengan kematian; (2) wujud kebudayaan Jawa terkait kematian
di antaranya konsep sangkan paraning dumadi dan sedulur papat lima pancer, ritus tilik kubur dan
slametan matangpuluh dina (40 harian), serta mistime Selasa Kliwon dan ageman; (3) wujud ajaran
Katolik terkait kematian berupa ritus permakaman, sakramen pengurapan orang sakit, novena Jumat
Pertama, makna kematian Yesus Kristus, ibadat pertobatan, serta hari Maria diangkat ke surga
(assumptio); dan (4) gagasan filsafat eksistensialisme terkait kematian di antaranya manusia
bertanggung jawab total terhadap dunianya sendiri dan penolakan akan adanya konsep kehidupan
setelah kematian, kecemasan (angst), sikap inotentik das man, sikap autentik dasein, serta konsep
bahwa kematian adalah milikku yang paling autentik (ownmost).
Jawa, wujud ajaran Katolik, serta pandangan filsafat eksistensialisme terkait kematian dalam novel
Simple Miracles karya Ayu Utami. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
dengan teknik pengumpulan data baca dan catat. Hasil penelitian menunjukkan (1) wujud realitas
kematian antara lain kematian tokoh, bayangan kematian, ritus kematian, makna kematian, doa,
arwah, dan tempat yang berhubungan dengan kematian; (2) wujud kebudayaan Jawa terkait kematian
di antaranya konsep sangkan paraning dumadi dan sedulur papat lima pancer, ritus tilik kubur dan
slametan matangpuluh dina (40 harian), serta mistime Selasa Kliwon dan ageman; (3) wujud ajaran
Katolik terkait kematian berupa ritus permakaman, sakramen pengurapan orang sakit, novena Jumat
Pertama, makna kematian Yesus Kristus, ibadat pertobatan, serta hari Maria diangkat ke surga
(assumptio); dan (4) gagasan filsafat eksistensialisme terkait kematian di antaranya manusia
bertanggung jawab total terhadap dunianya sendiri dan penolakan akan adanya konsep kehidupan
setelah kematian, kecemasan (angst), sikap inotentik das man, sikap autentik dasein, serta konsep
bahwa kematian adalah milikku yang paling autentik (ownmost).
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.