TRANSFORMASI NOVEL TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI DALAM FILM TARIAN BUMI KARYA RAI PENDET (KAJIAN EKRANISASI)
Else Liliani, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan : (1) perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses ekranisasi dari novel Tarian Bumi ke dalam film Tarian Bumi, (2) fungsi ekranisasi dalam film Tarian Bumi, (3) dampak ekranisasi dalam filmĀ Tarian Bumi.
Penelitian ini termasuk menelitian deskriptif-kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini dan film Tarian Bumi karya Rai Pendet.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik menyimak, menonton, dan mencatat. Instrumen yang digunakan adalah human isntrument. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan menggunakan pendekatan ekranisasi. Keabsahan data dalam penelitian ini diperoleh melalui validitas semantis dan refensial serta reliabilitas intrarater dan interrater.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut : Pertama, penciutan alur ditemukan sebanyak dua puluh penciutan peristiwa, penambahan alur ditemukan sebanyak empat penambahan adegan, dan perubahan variasi ditemukan sebanyak sebelas perubahan. Kedua, fungsi penciutan meliputi menghilangkan peristiwa yang dianggap tidak relevan dikarenakan perbedaan alur, menghilangkan peristiwa yang tidak relevan dikarenakan penghilangan tokoh, menghilangkan peristiwa yang duanggap tidak perlu, menghilangkan peristiwa yang menganggu, dan menghilangkan peristiwa yang memiliki durasi panjang. Fungsi penambahan meliputi penambahan adegan untuk mendukung alur peristiwa dalam film dan penambahan adegan karena dianggap relevan dengan cerita dalam film. Fungsi perubahan variasi meliputi mengganti tokoh untuk mendukung cerita, mengganti tokoh untuk memperkuat tema yang diangkat, mengganti adegan menjadi satu sekuen, mengganti cerita agar lebih logis, dan mengganti alur untuk meringkas peristiwa. Ketiga, dampak ekranisasi antara lain penghilangan tokoh mengakibatkan perbedaan kasta menjadi konflik utama dalam film, pengurangan adegan mengakibatkan hilangnya subtansi meminta restu pada keluarga, menambah unsur mistis dalam film, memperjelas unsur magis, dan pengurangan adegan mengaburkan nilai tanggung jawab dan komitmen.Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.