PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESI DI SMP NEGERI 13 KOTA MAGELANG
Abstract
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 13 Kota Magelang pada Februari-Maret 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIIG, VIIH, IXE. IXF, IXG, dan IXH yaitu Ibu Ester Isyulianti, S.Pd. Objek dalam penelitian adalah semua kalimat
imperatif yang diucapkan oleh guru selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode dan teknik penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Kalimat imperatif yang telah dicatat dan direkam, selanjutnya dianalisis
menggunakan metode agih. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument).Instrumen pendukungnya yaitu kartu data konteks kalimat imperatif, kartu data analisis, dan tabel klasifikasi kalimat imperatif. Teknik keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi teori dan triangulasi perpanjangan waktu. Data yang diperoleh selama 25 pertemuan yaitu sebanyak 1055 buah kalimat imperatif. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian ada tiga. Pertama, wujud kalimat imperatif yang digunakan oleh guru yaitu 60 imperatif aktif transitif (5,69%), 574 imperatif
aktif tidak transitif (54,41%), dan 421 imperatif pasif (39,90%).Kedua, struktur dari kalimat imperatif yang diucapkan oleh guru yaitu 367 kalimat berstruktur P (34,79%), 262 kalimat berstruktur P-S (24,84%), 53 kalimat berstruktur P-O (5,03%), 178 kalimat berstruktur P-K
(16,87%), 8 kalimat berstruktur K-P (0,76%), 11 kalimat berstruktur P-O-K (1,04%), 57 kalimat berstruktur P-S-K (5,40%), dan sisanya menggunakan struktur lain seperti P-K-K, P-S-K-K, P-S-Pel, P-Pel, P-Pel-K, S-P-O, S-P, S-P-K, S-P-O-K, S-P-Pel, K-P-K, K-S-P, K-S-P-O-K, K-P-O, K-P-S, dan K-S-P-K-K. Ketiga, dilihat dari segi isinya, kalimat imperatif yang digunakan oleh guru yaitu 564 imperatif perintah biasa (53,46%), 251 imperatif halus (23,79%), 15 imperatif permohonan (1,42%), 121 imperatif ajakan (11,47%), 4 imperatif harapan (0,38%), 96 imperatif larangan (9,10%), dan 4 imperatif pembiaran (0,38%). Jadi, secara berurutan wujud formal, struktur, dan isi yang paling banyak digunakan yaitu imperatif aktif tidak transitif, imperatif berstruktur P, dan imperatif biasa.
Kata kunci: kalimat imperatif, pembelajaran Bahasa Indonesia
Full Text:
PDFReferences
Alwasiah, Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa
dan Pendidikan. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Djajasudarma, T. Fatimah. 2010.
MetodeLinguisitik: Ancangan
MetodePenelitiandanKajian.
Bandung: PT. RefikaAditama.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
PenelitianKualitatif.Bandung: PT.
RemajaRosdakarya Offset.
Noviatri. 2011. Kalimat Imperatif Bahasa
Minangkabau. Sumatra Barat:
Minangkabau Press.
Rahardi, R Kunjana. 2005. Pragmatik
Kesatuan Imperatif Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Suhardi. 2013. Sintaksis. Yogyakarta: UNY
Press.
Widya, Loes dkk. 1987. Perbedaan
Pemberian Pengarahan dari Guru
Kepada Siswi-Siswi di Sekolah
Kejuruan Se-Jakarta. Jakarta: Pusat
Penelitian Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Indonesia.
Wilkins, DA. 1975. Second Language
Learning and Teaching. London:
Edward Arnold.
Refbacks
- There are currently no refbacks.