Peningkatan Kualitas Praktik Kerja Industri (Prakerin) Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK N 2 Depok Yogyakarta

Rosita Kusuma Wardhani, Dr. Ir. Sunar Rochmadi, M.E.S.

Abstract


Peran industri sangat menentukan keberhasilan pendidikan di SMK sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi relevansi kompetensi sekolah dengan industri, kendala dalam Prakerin, dan mengajukan alternatif peningkatan kualitas Prakerin pada kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK N 2 Depok Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Responden terdiri dari 18 siswa jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Depok Yogyakarta, 2 guru pembimbing, dan 3 pembimbing industri. Hasil penelitian ini: (1) Siswa Prakerin Teknik Gambar Bangunan sebanyak 15 siswa menjadi drafter dan 3 siswa menjadi pengawas lapangan, dan industri memberikan bimbingan dan dukungan fasilitas kepada siswa. (2) Kendala Prakerin yaitu guru jarang melakukan monitoring pada siswa di industri dan ada sebagian kompetensi yang belum ada di sekolah. (3) Alternatif peningkatan kualitas Prakerin yaitu sekolah bisa mengembangkan silabus yang adaptif sesuai dengan kebutuhan DU/DI.

Full Text:

PDF

References


Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Diambil pada tanggal 19 September 2013 dari www.icls.upi.edu/v5/forum/download.

Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. (2007). Qualitative research for education: an introduction to theory and methods (5th ed.). Boston: Pearson.

Bukit, M. (2002). Beberapa masalah dalam implementasi Pendidikan Sistem Ganda di SMK. Dalam Dedi Supriadi (Ed.), Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia: Membangun manusia produktif, halaman 527542. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi pendidikan kejuruan: Dari kompetensi ke kompetisi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Cates, C. & Cedercreutz, K. (2008). Leveraging cooperative education to guide curricular innovation: The development of a corporate feedback system for continuous improvement. Cincinnati, Ohio: Center for Cooperative Education Research and Innovation, University of Cincinnati.

Cunningham, I., Dawes, G., & Bernett, B. (2004). The handbook of work based learning. Aldershot, England: Gower Publishing Limited.

Davis, H. & Snyder, L.G. (2009). Work-based learning: A critical link to secondary students’ success. Business Education Digest, Issue XVIII.

Direktorat Dikmenjur. (2002). Pokok-pokok pikiran: Pengembangan pendidikan kejuruan menjelang 2020. Dalam Dedi Supriadi (Ed.), Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia: Membangun manusia produktif, halaman 585-602. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan sumberdaya manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : PT Jayakarta Agung Offset.

Donham, B. (2003). Maintain high-tech programs on a low-tech budget. Community College Journal, 28-30.

Hughes, K. L., Karp, M. M. & Orr, M. T. (2002). Business partnership for

American education: Employer involvement in the national academy foundation’s high school career academies. [Versi elektronik]. Journal of Vocational Education and Training, Vol.54, No.3, 365-394.

Jatmika, S. & Zebua, T.P. (2014). Efektivitas program PSG pada DUDI bidang keahlian Akuntansi SMK Negeri 7 dan SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Diambil pada tanggal 15 Maret 2016 dari multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Lai, M. & Lo, L.N.K. (2008). Perceived workplace competences at three sites on the Chinese mainland. Journal of Vocational Education and Training, Vol. 60, No. 2, 189-204.

Mardiyah, S.U.K., & Supriyadi, E. (2013). Evaluasi Praktik Kerja Industri Kompetensi Keahlian Pemasaran SMKN 1 Pengasih, Kulon Progo. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.3, No.3, 321.

Merriam, S. B. (1991). Case study research in education: A qualitative approach. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Merriam, S. B. (1998). Qualitative research and case study: Applications in education. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook (2nd ed.). Thousand Oaks, California: Sage Publication.

Muslih. (2014). Analisis efektifitas program magang untuk sinkronisasi link and match perguruan tinggi dengan dunia industri: Studi terhadap Program Magang pada Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. [Versi elektronik]. Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol.14, No.01, 64-76.

National Academy of Engineering of the National Academics. (2005). Educating the engineer of 2020: Adapting engineering education to the new century. Washington DC: The National Academies Press.

Nurharjadmo, W. (2008). Evaluasi implementasi kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di sekolah kejuruan. Spirit Publik, Vol. 4, No. 2, 215–228. Diambil pada tanggal 25 September 2011 dari fisip.uns.ac.id/publikasi/sp4_2_wahyu.pdf

Pakpahan, J. (2002). Perkembangan pendidikan menengah kejuruan pada Pelita VI. Dalam Dedi Supriadi (Ed.), Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia: Membangun manusia produktif, 221-272. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Diambil pada tanggal 19 September 2013, dari http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2013/06/08.

Raelin, J.A. (2008). Work-based learning: Bridging knowledge and action in the workplace (revised ed.). San Francisco: Jossey-Bass.

Rogers, Z. (1996). School and workplace collaboration: The fourth C – collaboration. Journal of Career Development, Vol. 23, No.1.

Setiawati, L. & Sudira, P. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Praktik Kejuruan Siswa SMK Program Studi Keahlian Teknik Komputer Dan Informatika. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.5, No.3, 326.

Sileikis, V. & Kaminskiene, L. (2006). Social partnership in the field of qualification recognition. Vocational Education: Research and Reality, 54-63.

Slamet PH. (2013). Pengembangan SMK Model untuk masa depan. Cakrawala Pendidikan, Th. XXXII, No. 1, 14-26.

Stokes, K. C. (2008). A closer look: Uncovering the reasons schools and businesses partner and how the partnerships shape curriculum and pedagogy. Disertasi doktor, The Ohio State University, Columbus.

Taff, H. (2001). Careerways story. Education, Vol.121, Issue 3, 629-630.

Taylor, A. (2006). The challenges of partnership in school-to-work transition. Journal of Vocational Education and Training, Vol.58, No.3, 319-336.

Tzannatos, Z. & Sayeed, H. (2000). Indonesia. Dalam Gill, I. S., Fluitman, F. & Dar, A. (Eds.), Vocational education and training reform: Matching skills to markets and budgest, 182-217. New York: Oxford University Press.

Velde, C. (2009). Employers’ perceptions of graduate competencies and future trends in higher vocational education in China. Journal of Vocational Education and Training, Vol.61, No.1, 35-51.

Warden, R. (2006). Launching a Syrian apprenticeship scheme: Paving the way for change. European Journal of Vocational Training, No.38, 99-115.

Wenrich, R. C., Wenrich, J. W., & Galloway, J. D. (1988). Administration of vocational education. Homewood, Illinois: American Technical

Publishers, Inc.

Zuniarti&Siswanto, B.T., (2013). Pengaruh Motivasi Belajar, Kinerja Intensitas Pembimbingan Prakerin Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Pariwisata DIY. Jurnal Pendidikan Vokasi.Vol.3,No.3, 407.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.