Kajian Perbedaan Mutu Beton Terhadap Kuat Lentur Beton Pada Sambungan Model Zig-Zag Dengan Variasi Umur Penyambungan

Fadhil Qois Azmi Fakhrezi, Dr. Slamet Widodo, S.T.,M.T.

Abstract


Dalam dunia kontruksi proses pengecoran sering terjadi pengerjaan pengecoran tidak dapat dilakukan secara langsung karena memiliki volume yang besar, sehingga dilakukan proses panyambungan antara beton lama dengan beton baru. Terdapatnya sambungan pada beton akan berpotensi terjadinya penurunan kekuatan akibat adanya dua pengecoran yang berbeda sehingga menyebabkan proses pengikatan beton yang tidak bersamaan dan dapat mempengaruhi suatu kekuatan lentur dari suatu beton tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur beton sambungan model zig-zag terhadap kuat lentur balok beton untuk penyambungan beton lama dan beton baru pada variasi umur balok beton yang telah ditentukan.

Metode pengujian yang digunakan ialah dengan three bending point menggunakan mesin UTM WDW 100 terhadap benda uji balok model sambungan zig-zag dengan panjang 50 cm, lebar 10 cm dan tebal 10cm. Dalam penelitian ini terdapat 3 variasi benda uji balok beton yaitu balok sambungan Zig-zag tanpa bahan perekat (ZN), balok beton dengan bahan perekat (ZB), serta balok kontrol 20 Mpa dan 25 MPa(F020, F025), dengan masing-masing umur sambungan cor 3,7,14,21 dan 28 hari.

Dari penelitian didapatkan hasil kuat lentur balok ZN berbagai variasi umur penyambungan 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yaitu 1,44, 2,34, 1,48, 1,94, 1,82. Kuat lentur balok ZB berbagai umur penyambungan 3,7, 14, 21 dan 28 hari yaitu  1,25, 0,61, 0,84, 2,24, dan 0,61 Mpa. Perbedaan selisih rata-rata kuat lentur balok ZN terhadap F0 20 dan 25 Mpa dengan persentase 50,48% dan 44,84%.  Perbedaan selisih rata-rata kuat lentur balok ZB terhadap F0 20 dan 25 Mpa dengan persentase 66,22% dan 65,97 %.


References


American Concrete Institute. (2001). Joints in Concrete Construction. ACI 224.3R-95. United States: ACI Comitte 224.

American Concrete Institute. (1996). Guide for Concrete Floor and Slab Construction. ACI 302.1R-96. United States: ACI Comitte 302.

American Concrete Institute. (1999). Chemical Admixtures for Concrete. ACI.212.1R-8. United States: ACI Comitte 212.

American Standar Testing and Materials. (1982). Standard Specification for Concrete Made by Volumetric Batching and Continues Mixing. ASTM C 685. United States: ASTM.

American Standar Testing and Materials. (1995). Annual Book of ASTM Standards 1995: Vol.04.02, Concrete And Aggregate. ASTM C 125. Philadelphia. United States: ASTM.

American Standar Testing and Materials. (2016). Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for Concrete. ASTM C260. United States: ASTM.

American Standar Testing and Materials. (1999). Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete. ASTM C494 / C494M – 17. United States: ASTM.

Antoni dan Nugraha, P, 2007. Teknologi Beton, Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Badan Standardisasi Nasional. (2011). Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji. SNI 1974:2011. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (2014). Metode Uji Kekuatan Lentur Beton (menggunakan balok sederhana dengan beban terpusat di tengah bentang). SNI 4154:2014. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (2000). Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. SNI 03-2834-2000. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum

Badan Standardisasi Nasional. (2004). Semen Portland Pozolan. SNI 15-0302-2004. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (2004). Semen Portland. SNI 15-2049-2004. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SNI 15-2847-2002. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (1995). Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton. SNI 03-3976-1995. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (1992). Metode Pengujian Kuat Lentur Batu Pemakai Gelagar Sederhana Dengan Sistem Beban Titik Di Tengah. SNI 03-2823-1992. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (1996). Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji Sederhana Yang Dibebani Terpusat Langsung. SNI 03-4154-1996. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum

Badan Standardisasi Nasional. (1990). Spesifikasi Bahan Tambahan. Untuk Beton. SNI S-18-1990-03. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2002, SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung: Departamen Pekerjaan Umum.

Badan Standardisasi Nasional. (2013). Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. SNI 2847-2013. Jakarta: Departamen Pekerjaan Umum.

Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mulyono, Tri. (2005). Teknologi Beton. Andi.Yogyakarta

Slamet Widodo. (2008). Struktur Beton I (Modul Kuliah berdasarkan SNI 03-2847-2002). Yogyakarta.

Sukirman, S. (2003). Campuran Beraspal Panas. Penerbit Granit. Bandung.

Subari, Djoko, Indonesia. (2003): Metode Penyambungan Pada Struktur Beton Bertulang. Jurnal Teknik Tipil dan Arsitektur, Vol 2, No 6 [Online] tersedia di http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/issue/view/57

Sugiono,(2009). Metode Penelitin Kuantitatif Kualitatif Dan R & B. Bandung.

Tjahjono, E. dan Heru Purnomo,(2004). Pengaruh Penempatan Penyambungan Pada Perilaku Rangkaian Balok-Kolom Beton Pracetak Bagian Sisi Luar. MAKARA, TEKNOLOGI, Vol. 8, no. 3. Hal 90-97 [Online] tersedia di http://journal.ui.ac.id/index.php/technology/article/view/266

Tjokrodimuljo, Kardiyono. (2007). Teknologi Beton. Nafiri. Yogyakarta.

Winter, G. dan Wilson, A.H. (1993), Perencanaan Struktur Beton Bertulang, Penerbit Erlangga, Jakarta

Tanudjaja, H. dan Windah, R. S. (2015). Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton Dengan Variasi Kuat Tekan Beton, Manado


Refbacks

  • There are currently no refbacks.