ISLAMISASI SUNAN PANDANARAN DI BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAH ABAD XV

Rizal Adi Pratama

Abstract


Islamisasi di Bayat, Klaten dimulai sejak Sunan Pandanaran murid dari Sunan Kalijaga mengislamkan tokoh masyarakat tradisional di sekitar Bayat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui sekilas tentang Sunan Pandanaran. (2) mengetahui metode dakwah Sunan Pandanaran. (3) mengetahui pengaruh dakwah Sunan Pandanaran di Bayat, Klaten.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah kritis menurut Kuntowijoyo yang terdiri atas 5 tahap. Tahapan pertama adalah menentukan topik penelitian. Tahap kedua adalah heuristik atau pengumpulan sumber. Tahap ketiga adalah verifikasi atau kritik sumber. Tahap keempat adalah interpretasi atau proses menafsirkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan. Tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ada dua versi mengenai asal keturunan Sunan Pandanaran. Versi pertama menurut babad dan versi kedua menurut cerita rakyat. Menurut sumber babad yang disadur oleh Darusuprapto diceritakan bahwa Sunan Pandanaran adalah adipati Semarang, sedangkan menurut sumber cerita rakyat dijelaskan bahwa Sunan Pandanaran adalah Brawijaya V yang dahulunya beragama Hindu. Sunan Pandanaran mulai meninggalkan kehidupan bergegas menemui gurunya Sunan Kalijaga di Jabalakat, perjalanan beliau menuju bukit Jabalakat atas perintah gurunya bernama Sunan Kalijaga yang sebelumnya melewati kota Salatiga dan Boyolali serta desa Wedi dan Jiwo. (2) Sunan Pandanaran menggunakan metode dakwah Patembayatan (Bermusyawarah) dalam menyebarkan agama Islam di Bayat. Adapun kelebihan dakwah Patembayatan yang penyampaiannya secara bermusyawarah sehingga masyarakat dapat menerima kehadiran Islam sebagai pembawa kedamaian, ketentraman hidup. Adapun tantangan dalam proses persebaran agama Islam di Bayat yaitu terlebih dahulu mengislamkan para tokoh masyarakat tradisional. Selanjutnya diikuti oleh pengikut tokoh masyarakat tradisional dan penduduk lainnya. (3) Pengaruh dakwah Sunan Pandanaran di Bayat yaitu dapat mengislamkannya para tokoh masyarakat tradisional setempat dan menjadi murid dari Sunan Pandanaran, serta disusul pengikut dari tokoh masyarakat tradisional yang ikut menjadi Islam. Masjid Golo merupakan salah satu peninggalan dari Sunan Pandanaran. Wilayah makam Sunan Pandanaran sekarang menjadi tempat ziarah masyarakat dari berbagai tempat.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


RISALAH

Jurnal Elektronik Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Berisi artikel skripsi mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah

Penanggung Jawab     :  Dr. Dyah Kumalasari

Pimpinan Redaksi       :  Dr.Aman, M.Pd

Anggota Redaksi        :  Alifi Nur Prasetio N. , M.Pd

Admin e-Jurnal            : Triyanto