KESIAPAN DAN KELAYAKAN SARANA PRASARANA SMK N 2 PENGASIH KULON PROGO DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Ahmad Khoirul Rizki, Sudji Munadi

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sarana prasarana SMK N 2 Pengasih Kulon Progo ditinjau dari Permendiknas dan Instrumen Verifikasi SMK Penyelenggara Ujian Kejuruan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian evaluatif. Pengumpulan data penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelayakan bengkel pemesinan dilihat dari aspek kapasitas memperoleh hasil 85.71% sedangkan pada bengkel las memperoleh 100%. Aspek rasio per peserta didik bengkel pemesinan memperoleh 32.4% dan 37.24% pada bengkel las masuk kategori tidak layak menurut Permendiknas No. 40 tahun 2008. Sarana atau peralatan pada bengkel pemesinan mencapai 70.09% dan pada bengkel las mencapai 95.56%. Prasarana bengkel las dan bengkel mesin masih dikategorikan tidak layak (kurang dari 51%) menurut Permendiknas No. 40 tahun 2008, akan tetapi apabila dilihat dari kenyataan yang ada rasio per peserta didik cukup 2m2. Untuk peralatan sudah masuk dalam kategori sangat layak (lebih dari 75%) menurut BSNP karena pada Permendiknas tidak dijelaskan secara detail peralatan yang dibutuhkan.

This study aims to determine the feasibility of the infrastructure at SMK N 2 Pengasih Kulon Progo in regards to Permendiknas and Instrumen Verifikasi SMK Penyelenggara Ujian Kejuruan. This research is a quantitative research with evaluative methods. Research data were acquired through interviews, observation and documentation. Analysis of the data were using descriptive statistics. Results show that: the feasibility from the aspects of capacity of machining workshop is 85.71% and the welding workshop is 100%. From the aspect of ratio of students per workshop, the machining workshop has 32.4% and the welding workhsop has 37.24% fasebility; in which according to Permendiknas, are in the category of not feasible. Facilities or equipment in the machining workshop reached 70.09% and in the welding workshop reached 95.56%. The results conclude that the infrastructure of the machining and welding workshop are still considered as not feasible (less than 51%) according to Permendiknas No. 40 tahun 2008; however, the fact is the ratio per student is adequate, which is 2m2. In terms of equipment, it already is in the category of highly feasible (more than 75%) according to BSNP because in Permendiknas the required equipment is not described in details.


Keywords


kelayakan, sarana, prasarana; feasibility, preparedness, Permendiknas, 2013 curriculum

Full Text:

PDF

References


Badan Standar Nasional Indonesia. (2010). Instrumen Verifikasi SMK Penyelenggara Ujian Praktik Kejuruan.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Natsir Hendra. (2011). Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta. Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta; Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.




DOI: https://doi.org/10.21831/teknik%20mesin.v3i5.3298

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin