STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BATIK DI KOTA PEKALONGAN

Nur Istikhatu Fadlilah

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
(Disperindagkop) dan UMKM dalam pengembangan industri kreatif batik di Kota Pekalongan beserta
hambatan-hambatan yang dihadapinya. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi serta data sekunder yang berupa literatur dan dokumen-dokumen resmi. Instrumen
penelitian adalah diri peneliti sendiri yang dalam pelaksanaannya menggunakan alat bantu berupa
pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik
triangulasi sumber, sedangkan teknik analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi Disperindagkop dan UMKM dalam pengembangan industri
kreatif batik di Kota Pekalongan yaitu: (1) meningkatkan daya saing produk UMKM melalui
peningkatan produktivitas yang berbasis produk unggulan daerah, berdaya saing global dan
berorientasi ekspor, (2) menjadikan industri batik sebagai salah satu prioritas program pemerintah
yang harus dikembangkan, (3) pengembangan jejaring (networking) kerja antara pemerintah, dunia
usaha dan berbagai pemangku kepentingan, (4) meningkatkan mutu dan kualitas produk industri
kreatif batik, (5) meningkatkan kredibilitas kelembagaan koperasi dan UMKM dalam mengakses
peluang pendanaan pada lembaga perbankkan maupun non perbankkan, (6) meningkatkan
penggunaan bahan baku lokal dan penggunaan produk dalam negeri untuk mendorong daya saing
produk, dan (7) memanfaatkan teknologi modern dan kearifan lokal untuk meningkatkan daya saing
produk unggulan daerah. Strategi tersebut telah dilaksanakan ke dalam beberapa program kegiatan
dengan anggaran dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta dengan memanfaatkan kolaborasi
antara cendekiawan, pelaku bisnis dan pemerintah. Sedangkan hambatan dalam pelaksanaan strategi
tersebut meliputi hasil pelatihan kurang tersampaikan dan tidak bisa diterima oleh banyak perajin
batik, kurangnya perhatian generasi muda pada perbatikan, dan banyak pengrajin yang gagap
teknologi.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.21831/joppar.v1i5.3574

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




SUPPORTED BY:

 

 

INDEX BY:

on Progress