SEKOLAH PEDALANGAN HABIRANDA YOGYAKARTA 1952-1984

Octaviana Octaviana

Abstract


Seni pertunjukan wayang kulit purwa di Yogyakarta memiliki dua macam gaya
yaitu gaya keraton dan gaya kerakyatan. Dalang pada kedua gaya tersebut mempunyai
caranya masing-masing dalam mementaskan pertunjukan wayang kulit purwa. Lembaga
pendidikan pedalangan diperlukan agar mutu pertunjukan antara dalang satu dengan yang
lain tidak jauh berbeda. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seni pertunjukan
wayang kulit purwa masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, perkembangan Sekolah
Pedalangan Habiranda tahun 1940-1988, dan peran Sekolah Pedalangan Habiranda pada
seni pedalangan di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sri Sultan
Hamengku Buwono VIII mendirikan sekolah pedalangan Habiranda pada tanggal 26 Juli
1925. Tujuan didirikannya sekolah ini untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan para calon dalang. Pada tahun 1974, Sekolah Pedalangan Habiranda dikelola
oleh Yayasan Habiranda yang pada awalnya di bawah naungan KHP Kridha Mardawa.
Tahun 1984, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengakui Sekolah Pedalangan
Habiranda sebagai pendidikan dalang gaya Yogyakarta. Sekolah Pedalangan Habiranda
mempunyai peran bagi perkembangan dunia pedalangan, sehingga membantu menciptakan
keterbukaan yang lebih luas dalam tradisi pedalangan salah satunya dengan mendirikan
Yayasan Habiranda.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.